Medan, MISTAR.ID
Pada sesi pembukaan perdagangan awal pekan ini, kinerja pasar keuangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan berkutat di kisaran level psikologis 7.100.
Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, kinerja IHSG mengalami pemulihan seiring dnegan penguatan yang terjadi di sejumlah bursa Asia pagi ini. Di sisi lain, mata uang Rupiah terpantau bergerak menguat di kisaran level 16.210 per US Dolar.
“Kinerja pasar keuangan membaik di awal pekan, meskipun saya masih mengkhawatirkan penguatan yang masih rapuh. Mengingat pada hari ini ada rilis data neraca dagang Tanah Air. Pasar tentunya berharap ada kenaikan surplus neraca dagang yang sempat menyusut menjadi 867 juta US Dolar pada bulan Februari. Data tersebut akan lebih mempengaruhi pergerakan Rupiah pada perdagangan hari ini,” ujarnya, Senin (22/4/24).
Baca Juga : Rupiah dan IHSG Melemah, Pasar Keuangan Kembali Dibayangi Tekanan
Sementara itu, dalam sepekan ke depan terdapat sejumlah agenda penting. Seperti kebijakan moneter Bank Indonesia terkait suku bunga pada perdagangan besok. Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan atau menaikkan bunga acuannya. Ekspektasi tersebut muncul seiring dengan tekanan yang dialami Rupah dalam sepekan terakhir.
“Jelang perdagangan akhir pekan nanti, pemerintah AS akan merilis data inflasi. Data tersebut akan menjadi acuan dalam penentuan kebijakan investasi ke depan. Jika data inflasi AS masih menunjukan indikator data yang kuat, maka tekanan pada pasar keuangan bisa berlanjut di akhir pekan. Dan yang tak kalah penting adalah pasar keuangan dalam sepekan ke depan masih akan dibayangi konflik di Timur Tengah,” ungkapnya.
Baca Juga : Akhir Pekan, Pasar Keuangan dan Harga Emas Naik
Di sisi lain, tensi geopolitik di Timur Tengah mustahil bisa diprediksikan pasar. Kecuali jika memang ada rencana dari kedua belah pihak bertikai, memberikan pernyataan resmi sebelum melancarkan agresinya. Selebihnya pelaku pasar akan lebih berhati-hati dengan banyak melakukan transaksi jangka pendek. Karena sentimen pasar bisa saja berubah seketika.
“Sehingga dalam sepekan ke depan pasar keuangan masih rawan mengalami koreksi. Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan melemah di kisaran $2.377 per ons troy nya. Pelemahan harga emas ini menjadi indikasi kuat bahwa sinyal pemangkasan suku bunga acuan kian jauh dari harapan. Sekaligus menegaskan bahwa data ekonomi di AS pada pekan ini sangat berpeluang menekan IHSG dan Rupiah,” tutupnya. (anita/hm24)