Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pengamat Ekonomi Universitas Simalungun, Dr. Darwin Damanik mengatakan momen libur Nataru yang disertai juga liburan sekolah pada tahun 2024 ini seharusnya membuat perekonomian menjadi bergairah.
Sebab, tingkat konsumsi masyarakat yang akan dicapai pasti akan menaikkan pendapatan nasional dan pencapaian pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional.
“Tetapi karena situasi kondisi saat ini, seperti daya beli masyarakat yang lemah, ditambah lagi nilai tukar dollar yang terus naik atau menguat,” ujarnya Kepada Mistar.id Senin (30/12/24).
Baca juga:Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025, Pengamat Ekonomi Sebut Akan Banyak Tantangan Berat
Darwin mengatakan yang paling penting lagi kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) yang dirasa masih rendah bila dibandingkan tingkat inflasi yang terjadi.
“Euphoria masyarakat terhadap sektor wisata masih cukup tinggi, pemerintah sudah mencoba menurunkan harga tiket pesawat agar dampak meningkatkan gairah perekonomian masyarakat,” katanya.
Meskipun begitu, jika dilihat lagi dari sisi anggaran negara dari beberapa kementerian yang mengalami pengurangan karena bertambahnya jumlah kementerian, membuat beberapa kebijakan pemerintah tidak efektif membantu kondisi saat Nataru ini.
Baca juga:Prabowo Sebut Blok Negara Berkembang Punya Nilai Ekonomi Rp76,4 Kuadriliun
Dampak dari lesunya kegiatan ekonomi pada saat Nataru ini adalah yang paling utama sekali berkaitan dengan target pertumbuhan ekonomi indonesia.
“Target pertumbuhan ekonomi 5,2% akan sulit dicapai, karena selama ini kita tahu pertumbuhan ekonomi negara kita masih bergantung dari konsumsi masyarakat,” jelas Darwin.
Maka dari itu, kata Darwin, pemerintah harus berusaha untuk melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi yang dapat menstimulus peningkatan konsumsi masyarakat pada Nataru ini.
“Hal lain yang harus diupayakan adalah Peningkatan belanja fiskal untuk pembangunan infrastruktur dan bantuan sosial membantu mendukung pertumbuhan ekonomi masih diperlukan sekali,” pungkasnya. (abdi/hm17).