Friday, May 30, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Laba BBRI Turun 14 Persen, Investor Asing Net Sell Rp2,1 Triliun di 2025

journalist-avatar-top
Rabu, 28 Mei 2025 16.28
laba_bbri_turun_14_persen_investor_asing_net_sell_rp21_triliun_di_2025

Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut, Muhammad Pintor Nasution, mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi harga saham BBRI mengalami penurunan. (f:amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun signifikan setelah mencatatkan penurunan laba sebesar 14 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y) dan 9 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/q-o-q) menjadi Rp13,7 triliun pada kuartal I tahun 2025.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara, Muhammad Pintor Nasution, menjelaskan bahwa penurunan harga saham BBRI dipicu oleh berbagai faktor teknis dan fundamental.

“Jika berbicara saham, tentu terkait dengan faktor teknis dan fundamental. Secara teknis, penurunan saham BBRI disebabkan oleh aksi jual investor asing atau net sell. Perlu diingat, pasar modal kita bukan hanya diisi oleh investor domestik,” ujarnya, Rabu (28/5/2025).

Pintor mengungkapkan, dari total sekitar 15 juta investor di pasar modal Indonesia, terdapat sekitar 50.000 investor asing. Meski jumlahnya kecil, nilai transaksi mereka sangat besar bahkan bisa setara dengan 1 juta investor domestik.

“Ketika investor asing melakukan net sell, pasar akan sangat terpengaruh. Untuk BBRI, net sell investor asing mencapai Rp2,1 triliun sepanjang 2025,” jelasnya.

Namun, saat ini investor asing disebut mulai berbalik arah dengan melakukan net buy. Sebelumnya, penurunan harga saham BBRI terjadi karena aksi jual besar-besaran oleh investor asing.

“Secara global, kondisi ekonomi memang sedang tidak baik. Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI), dari equal weight menjadi under weight. Ini sangat memengaruhi sentimen investor,” kata Pintor.

Menurutnya, pandangan Morgan Stanley sangat diperhatikan oleh investor, termasuk investor domestik. Penurunan peringkat tersebut turut menyebabkan penurunan kepercayaan terhadap saham-saham di Indonesia.

Pintor juga menyoroti kekhawatiran investor terhadap keberadaan Danantara, perusahaan investasi baru yang belakangan dikaitkan dengan saham BBRI. Menurutnya, ada asumsi ketidakjelasan strategi investasi Danantara yang menyebabkan kekhawatiran pasar.

“Banyak investor melihat ketidakjelasan investasi Danantara. Ini berimbas pada saham-saham yang berpotensi masuk ke dalam portofolionya, termasuk BBRI. Selain itu, kekhawatiran terhadap tata kelola Danantara juga meningkat, karena orang-orang di dalamnya dianggap sebagai ‘tim sukses’,” ucapnya.

Ia menambahkan, penurunan harga saham saat ini tidak hanya dialami oleh BBRI, tetapi juga oleh saham perbankan besar lainnya seperti BBCA. (amita/hm17)

REPORTER: