15.9 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Jelang Ramadhan, Kebutuhan Minyak Goreng dan Daging di Medan Dipastikan Aman

Medan, MISTAR.ID

Menjelang Ramadhan 1443 Hijriah, Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan menyebut kebutuhan masyarakat akan minyak goreng aman hingga 45 hari ke depan. Di Kota Medan sendiri, untuk kebutuhan minyak goreng mencapai 1.800 ton per bulan. Begitupun, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Emilia Lubis menjelaskan pihaknya akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap kebutuhan dan stok minyak goreng di tengah masyarakat Kota Medan.

“Menjelang bulan Suci Ramadan, Insha Allah. Kita mengawasi barang tersebut (minyak goreng) dari stok sesuai tidak dengan kebutuhan masyarakat dan harganya,” katanya pada akhir pekan ini. Emilia menyebutkan untuk stok minyak goreng sudah mencapai 2.500 ton. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat saat bulan Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri mendatang. Emilia menyebutkan di Kota Medan terdapat sejumlah produsen atau pabrik memproduksi minyak goreng dengan kapasitas produksi mencapai 200 hingga 250 ton per hari.

“Menjelang bulan Suci Ramadan saat ini untuk stok 1 setengah bulan ke depan cukup. Produsen terus memproduksi. Ini minyak goreng bukan barang cepat busuk. Jadi, produksi untuk kebutuhan 2 atau 3 bulan stok aman,” kata Emilia. Meski memiliki sejumlah produsen atau pabrik minyak goreng di Kota Medan dengan produksi dengan jumlah besar. Tapi, Kota Medan sempat mengalami kelangkahan minyak goreng dan harga jual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), beberapa waktu lalu dan sebelum HET dicabut oleh pemerintah Indonesia.

Baca juga: Harga Minyak Goreng dan Telur Mulai Turun di Siantar, Daging Ayam Tetap Mahal

Sementara itu, untuk kebutuhan konsumsi daging sapi di Kota Medan mengakui terjadi kenaikan harga daging sapi segar. Namun, tidak mengalami kenaikan secara signifikan.  “Ada kenaikan daging sapi, tapi tidak signifikan. Untui diketahui bersama daging sapi yang beredar di Kota Medan 70 persen berasal dari Australia. Nah, ada kenaikan harga pakan sapi di Australia sehingga memicu kenaikan juga di Medan. Sehingga, harga sapi hidup sebelumnya, Rp52 ribu per kilogram menjadi Rp56 ribu per kilogram,” jelasnya.

Namun, untuk memenuhi kebutuhan daging untuk di konsumsi masyarakat di Kota Medan Perum Bulog memiliki daging kerbau beku. Namun, ia mengungkapkan masyarakat di ibu kota Provinsi Sumut ini, belum terbiasa mengkonsumsi daging kerbau. “Pemerintah tidak henti-hentinya memikirkan ini. Kita punya Bulog, karena Bulog ada daging beku. Daging beku itu, berupa daging kerbau. Masyarakat kota Medan belum terbiasa makan daging beku. Kita terbiasa makan daging segar. Namun, akan terus kita sosialisasikan ke masyarakat bahwa masyarakat jangan terfokus makan daging segar bisa beralih ke daging beku,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles