16.5 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Ini Faktor Pemicu Harga Daging Ayam di Medan Fluktuatif

Medan, MISTAR.ID

Harga daging ayam di pekan lalu sempat mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 33.000 per kg di Kota Medan.

Mengacu kepada tabel Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga daging ayam di Kota Medan pada hari ini, Selasa (17/10/23) rata-rata ditransaksikan 30.900 per kg.

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan Ketua Tim Pemantau Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, bahwa dalam 2 hari terakhir temuan di lapangan, pedagang menyatakan ayam yang dijual di pekan ini ukurannya besar, sehingga harganya lebih murah.

Baca juga: Harga Daging Ayam Mulai Naik Lagi di Medan

Lebih besar dari ukuran ayam biasanya berada di kisaran 1,3 kg untuk 1 ekor. Di lapangan ditemukan ada yang dijual hingga bobot di atas 1,7 kg, bahkan hingga mencapai 2 kg.

“Saya menilai, peternak sengaja menunda mengeluarkan ayam dari kandang seiring dengan penurunan permintaan untuk daging ayam belakangan ini. Pedagang sendiri menilai, ada penurunan hingga 25% dari perdagangan di hari biasanya,” kata Gunawan, Selasa (17/10/23).

Di sisi lain, konsumen menyatakan, sejak harga daging ayam naik di pekan kemarin, konsumen mengalihkan belanjanya ke telur ayam atau tahu/tempe. Karena harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan harga daging ayam.

Baca juga: Harga Pangan di Medan Berfluktuatif, Daging Ayam Turun

“Memang harga telur belakangan ini juga mengalami penurunan di wilayah Sumut. Sementara itu, indeks produksi menggambarkan ekspektasi produksi di bulan September mengalami penurunan 12%. Dan di bulan ini penurunannya juga berlanjut, mengindikasikan bahwa produksi di bulan depan berpotensi turun lagi,” terangnya.

Jika mengacu kepada penurunan omset pedagang sekitar 10% hingga 25% dalam 1 bulan terakhir ini. Maka penurunan dari sisi produksi angkanya diproyeksikan tidak jauh berbeda dengan penurunan konsumsi. Sehingga lagi-lagi penurunan ini perlu diwaspadai, mengingat terjadi kenaikan pada sejumlah kebutuhan pangan pokok seperti beras.

“Saya menilai peternak tengah mengatur strategi untuk menyesuaikan pasokan dengan harga jual di tengah penurunan konsumsi daging ayam. Harapannya harga jual bisa berada dalam harga keekonomiannya dan memberikan keuntungan. Sementara konsumen tengah menghitung lauk  lebih bersahabat harganya dengan isi kantong yang tergerus inflasi,” sebut Gunawan.

Baca juga: Harga Sayur Mayur di Siantar Kompak Turun, Cabai, Daging Ayam dan Telur Fluktuatif

Menurutnya, ini bukan kabar baik buat peternak, karena harga di level Rp 33 ribu per kg di Kota Medan langsung memicu penurunan konsumsi.

Dikhawatirkan produksi yang turun justru tidak bisa diimbangi dengan harga daging ayam yang sesuai dengan harga keekonomian peternak. Sementara itu, pemerintah juga perlu mewaspadai, bahwa masyarakat kian tergerus daya belinya belakangan ini. (anita/hm16)

 

Related Articles

Latest Articles