18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Indonesia Alami Resesi Teknikal, Berikut Ini Paparannya

Jakarta, MISTAR.ID

Kuartal ke II-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia jatuh dalam mencapai minus 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi ini bahkan lebih dalam dari perkiraan pemerintah minus 3,1% sampai minus 5%.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), dibandingkan kuartal I-2020 yang tercatat 2,97%, Perekonomian RI juga mencatatkan minus 4,19% (quarter-to-quarter/QtQ).

Dua kontraksi beruntun secara QtQ membuat Indonesia bisa dibilang sudah masuk ke fase resesi teknikal (technical recession). Pasalnya pada Kuartal I-2020 secara QtQ PDB Indonesia minus 2,41%.

Baca Juga: Uni Eropa Terjerembab ke Jurang Resesi, Ekonomi Minus 11,9 Persen

Pada semester I-2019, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif 5,06%. Secara kumulatif selama Semester I-2020 ekonomi Indonesia sudah minus 1,26%.

Ekonomi Indonesia Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tercatat sebesar Rp 2.589,6 triliun. Sementara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 3.687,7 triliun.

Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan pandemi Covid-19 membawa dampak yang luar biasa buruknya.

Baca Juga: Filipina Jatuh Ke Jurang Resesi

“Menciptakan efek domino dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial-ekonomi dampaknya menghantam seluruh lapisan masyarakat. Rumah tangga, UMKM, sampai korporasi,” kata Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, dalam konferensi pers, Rabu (5/8/20).

Pada kuartal II-2020, lanjut Kecuk, harga komoditas anjlok. Misalnya harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/CPI) ambles 57,9% YoY.

Kemudian, negara-negara mitra dagang Indonesia juga mengalami kontraksi ekonomi (kecuali China) sehingga menghambat ekspor Indonesia. Contoh, Amerika Serikat (AS) terkontraksi -9,5% YoY dan Singapura -12,6% YoY.

Baca Juga: Amerika Terancam Resesi Mengikuti Jejak Singapura

“Sementara produksi mobil turun 85,02% YoY dan penjualan turun 89,44% YoY. Penjualan sepeda motor turun 89,7% YoY, dan produksi semen turun 9,08% YoY,” sebut Kecuk.

Berikut struktur pertumbuhan PDB kuartal II-2020:

Konsumsi Rumah Tangga : -5,51%
PMTB [Investasi] : -8,61%
Konsumsi Pemerintah : -6,90%
Konsumsi LNPRT : -7,76%
Ekspor : -11,66%
Impor : -16,96%

TOTAL : – 5,32%

Untuk perbandingan berikut sumber pertumbuhan ekonomi Kuartal II-2019:

Konsumsi Rumah Tangga : 5,18%
PMTB [Investasi] : 4,55%
Konsumsi Pemerintah : -1,73%
Konsumsi LNPRT : 15,29%
Ekspor : -1,73%
Impor : -6,84%

TOTAL: 5,05%.(cnbc/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles