20.1 C
New York
Monday, September 9, 2024

Indonesia Alami Deflasi Berturut-turut Sejak Mei 2024

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan Indonesia alami deflasi sejak Mei 2024 karena penurunan harga pangan, yang memang menjadi fokus pemerintah untuk dikendalikan. Khusus Agustus 2024, deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan (month-to-month).

Meskipun terjadi deflasi, menurut Sri Mulyani, hal ini tidak menandakan penurunan daya beli masyarakat karena inflasi inti (core inflation) tetap positif.

“Jika kita melihat dari inflasi inti, itu masih positif. Jadi, mungkin bukan karena daya beli yang turun,” ujar Sri Mulyani di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/24), dilansir dari detik.

“Deflasi yang disebabkan oleh penurunan harga pangan adalah hasil dari upaya pemerintah, terutama mengingat inflasi harga pangan, seperti beras dan dampak El Niño, yang sempat tinggi,” jelasnya.

Baca juga: Gejolak Harga Pangan, Selama 3 Bulan Indonesia Deflasi

Sri Mulyani menambahkan bahwa jika deflasi terjadi karena penurunan harga pangan, maka ini adalah tren yang positif. Namun, pemerintah tetap waspada terhadap perkembangan inflasi di masa mendatang.

“Kita tetap waspada. Inflasi inti yang masih cukup bagus dan tumbuh adalah tanda yang baik,” pungkasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan (year-on-year) tercatat sebesar 2,12 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyatakan bahwa Agustus 2024 merupakan deflasi keempat yang dialami Indonesia pada tahun 2024.

“Pada Agustus 2024, terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan, dengan penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024,” kata Pudji dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/24).

Baca juga: Tren Kenaikan Harga Beras Berlanjut, Siantar Alami Deflasi di Oktober 2023

Ia menambahkan bahwa deflasi Agustus 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2024, di mana Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan. Secara tahun kalender (year-to-date), inflasi tercatat sebesar 0,87 persen pada Agustus 2024.

Pudji merinci bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang deflasi bulanan terbesar sebesar 0,52 persen, memberikan kontribusi 0,15 persen terhadap deflasi keseluruhan. Sebanyak 26 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam sebesar 0,39 persen terjadi di Kalimantan Tengah. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar 0,31 persen. (detik/hm20)

Related Articles

Latest Articles