13.3 C
New York
Friday, May 10, 2024

IMF Sebut Prospek Ekonomi Global Semakin Suram dan Banyak Risiko

Washington, MISTAR.ID

Prospek ekonomi global menjadi lebih suram daripada yang diproyeksikan bulan lalu. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Minggu (13/11/22), terus memburuknya survei manajer pembelian dalam beberapa bulan terakhir.

IMF menyalahkan prospek yang lebih gelap pada pengetatan kebijakan moneter yang dipicu inflasi yang terus-menerus tinggi dan berbasis luas, momentum pertumbuhan yang lemah di China, dan gangguan pasokan yang berkelanjutan serta kerawanan pangan yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina.

Pemberi pinjaman global itu bulan lalu memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2023 menjadi 2,7 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9 persen.

Baca Juga:66 Negara akan Menyusul jadi Pasien IMF

Dalam sebuah blog yang disiapkan untuk KTT para pemimpin G20 di Indonesia, IMF mengatakan indikator frekuensi tinggi baru-baru ini “mengkonfirmasi bahwa prospek lebih suram,” khususnya di Eropa.

Dikatakan indeks manajer pembelian baru-baru ini yang mengukur aktivitas manufaktur dan jasa mengisyaratkan kelemahan di sebagian besar ekonomi utama Kelompok 20, dengan aktivitas ekonomi akan berkontraksi sementara inflasi tetap tinggi.

“Data untuk pangsa negara-negara G20 yang terus meningkat telah turun dari wilayah ekspansi awal tahun ini ke level yang menandakan kontraksi,” kata IMF, menambahkan bahwa fragmentasi global menambah kumpulan risiko penurunan.

Baca Juga:IMF Mengingatkan Risiko Resesi Meningkat

“Tantangan yang dihadapi ekonomi global sangat besar dan indikator ekonomi yang melemah menunjukkan tantangan lebih lanjut ke depan,” kata IMF, menambahkan bahwa lingkungan kebijakan saat ini “sangat tidak pasti.”

Krisis energi yang memburuk di Eropa akan sangat merugikan pertumbuhan dan meningkatkan inflasi, sementara inflasi tinggi yang berkepanjangan dapat mendorong kenaikan suku bunga kebijakan yang lebih besar dari yang diantisipasi dan pengetatan kondisi keuangan global lebih lanjut.

Hal itu pada gilirannya menimbulkan peningkatan risiko krisis utang negara untuk perekonomian yang rentan. Peristiwa cuaca yang semakin parah juga akan merusak pertumbuhan di seluruh dunia. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles