Wednesday, February 12, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Harga Gabah Capai Rp7.292 per Kg, Pengamat Sebut Harus Ada Pengendalian Impor

journalist-avatar-top
By
Sunday, January 5, 2025 17:33
58
harga_gabah_capai_rp7292_per_kg_pengamat_sebut_harus_ada_pengendalian_impor

harga_gabah_capai_rp7292_per_kg_pengamat_sebut_harus_ada_pengendalian_impor

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat harga produsen gabah pada Desember 2024 tertinggi sebesar Rp7.292 per kg, berasal dari Kabupaten Toba.

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra menyampaikan bahwa gabah tersebut merupakan gabah kualitas GKG varietas IR 46, sedangkan harga terendah sebesar Rp5.100 per kg berasal dari GKP Inpari 32 di Kabupaten Simalungun.

“Untuk komponen transaksi jual beli gabah meliputi kadar air (KA) dan kadar hama (KH). Rata-rata kelompok gabah kualitas GKG sebesar 13,58 persen dengan rentang KA terendah 12,50 persen dan tertinggi sebesar 14,00 persen,” jelasnya, Minggu (5/1/25).

Sementara itu, untuk KH menunjukkan angka yang bervariasi mulai dari 3,60 persen sampai 8,00 persen. Tercatat 107 observasi transaksi penjualan gabah di 13 kabupaten didominasi oleh gabah kering panen (GKP) sebesar 58,88 persen.

“Sedangkan untuk penjualan terbanyak berasal dari Kabupaten Simalungun sebanyak 18,89 persen di susul Toba dan Deli Serdang,” katanya.

Baca Juga : September 2024, Harga Gabah Alami Penurunan di Tingkat Petani Sumut

Terpisah, Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin mengaku saat ini dirinya menemukan harga beras relatif tidak bergerak meskipun ada kilang yang berani membeli GKG dalam rentang harga 7.500 hingga 8.000 per Kg.

“Sehingga harus ada pengendalian impor agar beras petani yang benar-benar diserap pasar. Jadi kebijakan menaikkan GKP itu perlu ditambah dengan kebijakan lain agar kenaikan harga gabah tersebut benar-benar mendorong daya beli petani. Sejauh ini pemerintah berencana untuk menghentikan impor beras,” ungkapnya.

Gunawan mengatakan, jika impor beras direalisasikan, maka petani akan menikmati kenaikan harga GKP.

“Namun apakah pemerintah memang siap menghentikan impor? kita tunggu dulu, karena produksi beras ini sangat tergantung kondisi cuaca dan sejumlah faktor lainnya,” tukasnya. (dinda/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar