19.8 C
New York
Wednesday, July 3, 2024

Harga Daging Ayam di Medan Anjlok Lagi, Kemungkinan Melambung Saat Nataru

Medan, MISTAR.ID

Harga daging ayam yang sudah menurun tajam dalam beberapa bulan terakhir kembali anjok pada perdangangan awal pekan ini hingga ke level Rp20.000-an. Penurunan ini dikhawatirkan akan menjadi pemicu kenaikan harga di akhir tahun nanti.

Ketua Tim Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, penurunan harga daging ayam saat ini dipicu oleh beberapa faktor.

Yang pertama, menurut Gunawan, hal ini terpicu karena sejumlah peternak cenderung menahan panen ayam. Hal itu terlihat bobot ayam yang lebih besar dari biasanya, sehingga memicu terjadinya penurunan harga.

Baca Juga: Harga Cabai Merah di Medan Sentuh Rp72.000, Ayam Potong Rp20.000

“Kedua, harga ikan segar juga mengalami penurunan. Dari pantauan saya salah satu ikan segar yang sebelumnya dijual di kisaran Rp33.000 hingga Rp35.000 per kilogram sebelumnya. Saat ini harga ikan di kisaran Rp28.000 per kg nya. Sehingga ada persaingan harga di sini,” urai Gunawan, Senin (27/11/23).

Selanjutnya, masalah mendasar kemungkinan terjadinya oversupply, di mana pasokan daging ayam melimpah sementara demand atau permintaannya berkurang atau bergeser ke komoditas lainnya.

“Dari hasil survei di lapangan, penurunan harga daging ayam yang murah saat ini menjadi kabar buruk bagi peternak,” ungkap Gunawan.

Peternak, kata Gunawan, akan mengurangi belanjanya yang diproyeksi akan menjadi pemicu kemungkinan kenaikan harga daging ayam yang signifikan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Pekan Ini Dibuka dengan Penguatan

“Nah, jika mengacu kepada mekanisme pasar, sebenarnya di saat harga murah peternak mengurangi pasokan ayam indukan, ini sebenarnya wajar terjadi. Terpenting peternak tidak melakukan upaya secara bersama-sama dan bersepakat untuk memotong jumlah ayam indukan tersebut. Mengingat kejadian di beberapa tahun yang lalu di mana KPPU membuktikan terjadinya kartel cutting doc,” kata dia.

Gunawan melanjutkan, solusi untuk masalah oversupply ini seharusnya ditempuh dengan cara hilirisasi untuk mencegah terjadinya penurunan harga daging ayam.
Salah satunya dengan menyerap produksi berlebih dengan menyediakan cold storage.

Namun, lanjut Gunawan, masyarakat belum dibiasakan untuk membeli daging ayam beku. Sehingga penurunan harga saat ini, justru bisa menjadi pukulan bagi konsumen di masa yang akan datang.

“Artinya harga daging ayam murah saat ini justru menebar ancaman kemungkinan kenaikan di masa yang akan datang terlebih saat menjelang Nataru nanti,” pungkasnya. (Anita/hm22)

Related Articles

Latest Articles