Harga Bahan Pokok di Kota Medan Terpantau Stabil


Seorang pedagang bahan pokok di Pasar Kampung Lalang, Joy. (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Sejumlah bahan pokok, seperti minyak goreng curah, beras, dan gula pasir masih terpantau stabil di Pasar Kampung Lalang dan Sei Sikambing.
Diketahui, fluktuasi harga bahan pokok tersebut, konsisten tidak mengalami kenaikan dan penurunan sejak Senin, (17/4/2025) lalu.
"Sementara ini, harganya masih terbilang biasa saja. Naik turun itu biasa, tapi belakangan memang harganya masih stabil," kata seorang pedagang bahan pokok di Pasar Kampung Lalang, Joy, kepada Mistar, Kamis (17/4/2025).
Joy menjelaskan, harga minyak goreng curah, beras, dan gula pasir jarang mengalami gejolak. Menurutnya, yang sering bergejolak adalah komoditas cabai dan bawang.
Baca Juga: Harga Emas Hari ini Tembus Rekor Tertinggi
Disampaikan olehnya, harga minyak goreng curah berada di level Rp18.000 per kilogram (kg), sementara itu beras yang ia jual dibanderol Rp13.000 hingga Rp15.000 per kg, dan gula pasir Rp17.000 per kg.
"Kalau ditanya lima hari lalu, harganya pun masih sama. Tidak mengalami perubahan," ucapnya.
Sementara itu, untuk Minyakita, ia mengikuti harga yang telah ditentukan pemerintah, yakni berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan No.1028 tahun 2024 yakni Rp15.700 per liter.
"Saya menjual Minyakita sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, namun karena tidak ada kembali Rp300, maka dibulatkan menjadi Rp16.000 per liter," ujarnya.
Kemudian, salah seorang penjual bahan pokok di Pasar Sei Sikambing, Ayu, juga menyampaikan hal yang serupa dengan Joy, bahwa tidak mengalami kenaikan pada bahan pokok.
"Saat ini masih terpantau stabil, minyak goreng curah Rp19.000 per kg, gula pasir Rp18.000 per kg, dan beras mulai dari Rp12.000 hingga Rp16.000 per kg," tuturnya.
Menurut Ayu, ia dan beberapa pedagang di pasar ini masih mudah membeli bahan pokok tersebut, sehingga harganya masih stabil.
"Kalau sudah susah ditemukan, kami cari ke mana-mana tidak ketemu, biasanya harga akan melambung tinggi. Misalnya Minyakita sebelum harganya ditetapkan pemerintah, saat itu bisa sampai Rp19.000 per liter karena stoknya tidak ada," katanya.
Dengan situasi ekonomi yang sedang terjadi, Ayu sangat berharap tidak berimbas kepada harga bahan pokok, karena itu merupakan pondasi untuk masyarakat.
"Saya awam dengan ekonomi yang katanya sedang panas, tapi semoga tidak berimbas pada kenaikan harga. Karena kalau naik, semua masyarakat akan kesulitan membeli bahan pokok untuk diolah menjadi makanan. Sebagai penjual juga susah karena akan kesulitan menjual barang," ucapnya. (amita/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Perang Dagang AS-China Guncang Dunia, Indonesia Diuntungkan?