Gen Z Gemari QRIS, Tunai Mulai Terpinggirkan
Kemudahan QRIS menggeser penggunaan uang tunai. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Seiring perkembangan teknologi digital, kebiasaan pembayaran masyarakat Indonesia ikut berubah. Kebiasaan lama pembayaran tunai kini mulai ditinggalkan dengan hadirnya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Salah seorang pengguna QRIS, Adhe (23) mengungkapkan ia lebih menyukai menggunakan pembayaran non tunai ini dibanding menggunakan uang.
"Menurut saya lebih simpel dan hemat, karena saya pribadi boros kalau megang uang tunai," katanya kepada Mistar di Centre Point Mall Jalan Jawa Gang Buntu Kecamatan Medan Timur, Jumat (17/1/25).
Menurutnya, penggunaan uang tunai juga tidak higienis berkaca dari pandemi lalu.
"Kemarin digaungkan untuk tidak menggunakan uang tunai dengan alasan tidak higienis, jadinya kebawa sampai sekarang, karena lebih mudah juga," ujarnya.
Adhe mengaku hanya memiliki sedikit uang tunai untuk sehari-hari.
"Tidak lebih dari Rp50.000, itu juga untuk bayar parkir atau yang membutuhkan uang receh," lanjutnya.
Di lain tempat, Rio (23) juga mengakui QRIS merupakan metode pembayaran paling ringkas dibanding uang tunai.
"Kalau pakai QRIS pembayaran lebih cepat, contohnya beli kopi dengan harga Rp19.000, kita kasih Rp20.000 kembalinya Rp1.000, saya merasa takut hilang. Kalau pakai QRIS pasti pas saja uangnya, tidak ada kembalian," bebernya.
Di balik kemudahan tersebut, Rio juga menilai ada kekurangan dari penggunaan QRIS ini.
"Sebenarnya tergantung orangnya juga sih, kalau saya pakai QRIS jadi tambah boros karena saking mudahnya. Sulit mengatur keuangan," pungkasnya. (amita/hm18)