7.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Asperindo Sebut Pertumbuhan Logistik di Sumut Meningkat 20% per Tahun

Medan, MISTAR.ID

Ketua ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia) Sumut, Fikri Alhaq Fachryana mengatakan, pertumbuhan logistik di Sumatera Utara (Sumut) dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan peningkatan rata-rata 20% per tahun.

Selain mengalami peningkatan pertumbuhan, Fikri juga menyebut ekosistem logistik di Sumatera Utara saat ini masih menghadapi berbagai tantangan. Padahal logistik sangat berperan dalam perekonomian Indonesia dan dunia untuk ekosistem ekonomi digital, supplychain industri, program pemerintah dan pemenuhan hidup masyarakat.

“Saat ini kualitas logistik dan jasa pengiriman ekpress Indonesia masih rendah, ditunjukkan dengan LPI (Logistic Performance Index) Indonesia hingga tahun 2023 masih di urutan 63, turun peringkat dari 2028 (ke 46). Adapun tantangan yang kita alami, pertama kualitas sumberdaya manusia serta riset dan teknologi yang masih kurang di bidang logistik. Saat ini Sumatera Utara belum memiliki perguruan tinggi di bidang logistik,” ujarnya, Selasa (26/3/24).

Kedua, sambung Fikri, kemudahan cross border produk asing dari China dalam Marketplace langsung ke Medan, sehingga mengancam produk UMK dan seller-seller lokal. Menurunnya produksi UMKM dan seller lokal Sumatera Utara menyebabkan potensi pengiriman barang menurun.

“Ketiga adanya aturan Omni Bus Law UU Cipta Kerja yang memungkinkan perusahaan asing pengiriman express dan logistik untuk membuka bisnis sampai ke tingkat kabupaten/kota. Kebijakan ini akan mengancam keberlanjutan perusahaan logistik lokal/nasional di Sumatera Utara,” jelasnya.

Baca Juga : Kemnaker: Ojek Online dan Kurir Logistik Berhak Terima THR 2024

Sementara keempat menyusul mega change pasca Covid dan meningkatkan ongkos logistik udara, dimana UMKM dan seller tidak mampu bersaing memasarkan produk ke domestic (Jawa, Kalimantan, Sulawesi), maka pengiriman barang saat ini cenderung destinasi tujuan intra wilayah Sumatera Utara dan Regional Sumbagut (Riau, Aceh, Sumatera Barat ) namun infrastruktur jalan beberapa kabupaten dan kecamatan masih kurang baik.

Selanjutnya kelima, pembangunan infrastruktur jalan tol di Sumatera Utara memberikan peluang percepatan pengiriman dan logistik, namun demikian cost operasional pengiriman akan lebih tinggi jika tarif tol tinggi.

Keenam ancaman keamanan bajing loncat-pungli-begal sangat sering dialami perusahaan logistik, sehingga merugikan baik perusahaan dan utamanya masyarakat Sumatera Utara pemilik barang.

“Ketujuh kenaikan harga kargo udara di Bandara Kualanamu mengakibatkan naiknya tarif pengiriman yang dibebankan kepada pelanggan (masyarakat Sumatera Utara). Perlu diketahui bahwa tarif kargo udara adalah cost component utama dalam jasa logistik. Kedepalan dwelling time proses pengiriman barang dan logistik di Bandara Kualanamu lebih lama dibandingkan bandara lain di Indonesia. Selain problem dwelling time, adanya proses yang panjang menyebabkan cost operational lebih tinggi,” paparnya.

Related Articles

Latest Articles