11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Ambles 4% Lebih, IHSG Terendah Sejak Januari 2016

Jakarta, MISTAR.ID

Aksi jual di bursa saham global berlanjut pada hari ini, termasuk di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles di perdagangan sesi I Selasa (17/3/2020) hingga menyentuh level terlemah lebih dari 4 tahun terakhir.

Berdasarkan data Refinitiv, IHSG mengawali perdagangan di level 4.690,657, tetapi langsung merosot tajam seperti Senin kemarin. Bursa kebanggaan tanah air ini hampir terkena penghentian perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit setelah ambles 4,75% ke 4.467,981 level tersebut merupakan yang terendah sejak Januari 2018.

Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5% atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.

Di akhir perdagangan sesi I, IHSG berhasil memangkas pelemahan menjadi 4,18% di 4.494,693.

Berdasarkan data RTI, nilai transaksi di perdagangan sesi I sebesar Rp 3,35 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 590.77 miliar di pasar reguler. Hingga akhir sesi I, sebanyak 170 saham merosot 6% atau lebih, mendekati batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 7%.

Pandemi virus korona (COVID-19) membuat aksi jual di bursa saham global semakin menggila di pekan ini. Bursa saham AS (Wall Street) mengalami aksi jual terparah sejak mengalami “Black Monday” tahun 1987.

Indeks Dow Jones anjlok 12,9% atau hampir 3.000 poin ke 20.188,52. Sementara S&P juga merosot hingga 12% menjadi 2.386,13 sedangkan Nasdaq juga melorot 12,3% ke 6.904,59.

Sebagai kiblat bursa saham global, anjloknya Wall Street tentunya mengirim hawa negatif ke pasar Asia hari ini, aksi jual pun tak terelakkan.

Aksi jual tersebut terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, mengatakan AS kemungkinan akan menuju resesi akibat pandemi COVID-19. Hal diutarakannya setelah melihat masukan dari sejumlah ekonom.

Apalagi, pandemi COVID-19 diprediksi masih akan berlangsung selama berberapa bulan ke depan. Trump mengatakan, pandemic tersebut baru akan bisa dikendalikan pada bulan Juli atau Agustus, dan ia juga mempertimbangkan mengambil kebijakan lockdown, meski tidak semua negara.

Banyak negara-negara kini mengambil kebijakan lockdown guna meredam penyebaran COVID-19. Akibatnya, aktivitas ekonomi diprediksi melambat, pertumbuhan ekonomi terancam terpangkas dalam sehingga membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan aksi jual pun berlanjut.

Kasus COVID-19 di Indonesia sejauh ini dilaporkan sebanyak 134 kasus, dengan 5 orang meninggal dunia dan 8 orang dinyatakan sembuh. Namun, angka tersebut tentunya masih bersiko bertambah, mengingat wabah tersebut baru masuk ke Indonesia sejak awal bulan ini.

Badan Intelejen Negara (BIN) memprediksi puncak penyebaran virus korona atau Covid-19 akan terjadi pada Mei 2020. Prediksi ini didapatkan dari setelah pemerintah membuat permodelan terkait penyebaran virus korona.

“Jadi, kalau kita hitung-hitung, masa puncak itu mungkin jatuhnya di bulan Mei, berdasarkan permodelan ini. Bulan puasa, bulan puasa,” ujar Deputi V BIN Afini Boer, dikutip dari detikcom.

Sumber: CNBC INdonesia

Related Articles

Latest Articles