14.3 C
New York
Thursday, August 22, 2024

Aksi Tolak RUU Pilkada 2024, Melemahkan Rupiah Hingga Level 15.600 Per US Dolar

Medan, MISTAR.ID

Kinerja mata uang rupiah diperkirakan sangat melemah pada perdagangan hari ini. Mata uang Garuda terpantau turun hingga menyentuh level 15.605 per US dolar di sesi perdagangan siang.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin menyampaikan, pada dasarnya ada banyak sentimen positif bagi rupiah untuk mengalami penguatan.

“Di antaranya yaitu hasil FOMC Minutes The FED yang semakin mendorong kemungkinan pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat,” katanya pada mistar.id, Kamis (22/8/24).

Selain itu, Gunawan juga mengatakan bahwa imbal hasil US treasury 10 tahun juga melemah ke level 3.79%, ditambah lagi USD index yang turut mengalami pelemahan ke level 101.22.

Baca juga: Diimingi Untung Besar, PT BPF Medan Diduga Tipu Warga Miliaran Rupiah

“Pelemahan rupiah yang sangat tajam bisa dipengaruhi oleh aksi demonstrasi pada hari ini, jika merunut pada kinerja sejumlah mata uang di Asia yang bergerak variatif terhadap US dollar, maka mata uang rupiah pada dasarnya berpeluang untuk bergerak seirama,” jelasnya.

Dikatakannya, viralnya di media sosial tentang adanya peringatan darurat Indonesia, yang menggiring terjadinya aksi demonstrasi pada hari ini, mempengaruhi kinerja mata uang.

“Hal ini bisa memicu kekhawatiran pelaku pasar akan kondisi ekonomi Indonesia ke depan jika stabilitas politik di tanah air terganggu. Demonstrasi yang terjadi memang bisa memicu koreksi pada kinerja mata uang rupiah,” ungkapnya.

Baca juga: Sehari Jelang HUT RI, Nilai Tukar Rupiah Rp15.753 per dolar AS

Ia juga menyinggung soal tensi politik di tanah air yang tengah memanas saat ini. Sehingga, sulit untuk mengukur seberapa besar dan seberapa jauh aksi demonstrasi tersebut memberikan tekanan terhadap pasar keuangan khususnya terhadap mata uang rupiah.

“Hanya saja, pada dasarnya rupiah berpeluang untuk melawan tekanan US dolar pada hari ini, karena US dolar tengah diselimuti kabar buruk,” ujarnya.

Gunawan juga mengatakan, hal wajar jika pelemahan rupiah dikaitkan dengan aksi demo besar. “Karena sejumlah faktor eksternal yang berpengaruh sudah terlewati, jadi sisanya sentimen internal seiring dengan memanasnya tensi politik,” tutupnya. (dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles