Perjalanan Inspiratif Rodiah Membangun Usaha Tempe di Siantar
perjalanan inspiratif rodiah membangun usaha tempe di siantar
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Di sudut Pematangsiantar, tepatnya di Jalan Melanton Siregar, Gang Imam, ada kisah seorang ibu yang mengubah kehidupannya dan komunitasnya melalui usaha yang sederhana namun penuh makna.
Rodiah (48), ibu dari tiga orang anak yang mengawali usaha pembuatan tempe sejak April 2016, dimulai dengan 5 kilogram, kini telah mampu produksi hingga 50 kilogram, sekitar 500 bungkus tempe setiap hari.
Sebelumnya memutuskan membuka usaha sendiri, Rodiah sempat bekerja sebagai reseller roti, yang menurutnya sangat melelahkan dengan hasil yang dinilainya tak seberapa.
“Usaha sendiri juga melelahkan tetapi lebih terasa hasilnya,” katanya saat ditemui di kediamannya, Senin (25/11/24).
Baca juga: Indonesia Butuh Rp 13.528 Triliun untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dengan tekad yang kuat dan hanya mengandalkan dorongan semangat serta keterampilan yang dipelajari dari keluarganya, Rodiah pun memulai usaha tersebut, meski tanpa modal berarti.
Awalnya, kata Rodiah, dia menjajakan tempenya dengan cara berkeliling dari rumah ke rumah, menawarkan produk tempe kepada orang-orang di sekitar tempat tinggalnya.
“Kalau kita tekun dan ikhlas, pelanggan pasti akan datang,” ungkapnya.
Penjualan awal yang sederhana ini kemudian berkembang pesat, dengan pelanggan yang kini mencakup warung-warung tetap dan reseller. Dengan harga terjangkau, Rp2.000 per bungkus atau Rp5.000 untuk tiga bungkus, tempe buatan Rodiah menjadi pilihan banyak orang.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Melemah Tipis di Awal Pekan
Proses pembuatan tempe ini dilakukan dengan penuh ketelatenan. Rodiah memilih menggunakan kacang kedelai impor karena kualitasnya yang lebih stabil, meski harganya sering berfluktuasi akibat pengaruh pasar global.
“Kacang kedelai impor lebih konsisten kualitasnya, dan itu penting untuk menjaga kualitas tempe,” ujarnya.