18.6 C
New York
Saturday, June 8, 2024

Sejarah Jakarta: Kantor Pos Kota Tua Merupakan Pusat Komunikasi Pemerintah Hindia Belanda

Jakarta, MISTAR.ID

Salah satu kantor pos tertua di Indonesia terletak di Kota Tua Jakarta. Selama hampir seabad, Kantor Pos Kota Tua banyak mencatat sejarah Jakarta.

Sebelum teknologi telepon ditemukan dan digunakan secara luas, surat menyurat adalah salah satu alat komunikasi terpenting.

Bahkan, sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Tarumanegara, sudah ada surat menyurat dan pengiriman barang.

Namun kehadiran Belanda memperkuat kegiatan ini karena pengiriman dilakukan melalui pos.

Baca juga : Warga Simalungun Dihimbau Kumpulkan Arsip Berkaitan Sejarah Pada Zaman Kerajaan

Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dunia pos modern di Indonesia sudah muncul sejak tahun 1602, saat VOC menguasai Nusantara.

Saat itu, pelayanan pos hanya dilakukan di kota-kota tertentu di Pulau Jawa dan di luar Jawa.

Surat atau paket hanya diturunkan di Gedung Stadsherberg atau Gedung Penginapan Kota, jadi orang selalu harus memeriksa apakah ada surat atau paket untuk mereka.

Untuk meningkatkan keamanan surat dan paket tersebut, Gubernur Jenderal G.W. Baron Van Imhoff mendirikan kantor pos pertama Indonesia di Batavia.

Baca juga : Hari Jadi ke-77, Ashari: Momentum Refleksikan Peristiwa Sejarah Panjang Deli Serdang

Pos pertama ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 1746 di Gambir, Jakarta Pusat.

Gedung tersebut bernama Gedung Filateli dan terletak di kawasan Gambir Jakarta Pusat.

Pembangunan dimulai ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda yang saat itu dipimpin oleh Deandles memindahkan pemerintahan Batavia dari kota tua ke kawasan Weltevreden.

Melihat bahwa semakin banyak pos yang dibutuhkan. Dalam sejarah Kantor Pos Kota Tua, pemerintah Hindia Belanda kembali berencana membangun kantor pos di Pusat Batavia.

Baca juga : Museum Negeri Sumut Simpan 7.026 Koleksi Benda Sejarah

Kemudian, pada tanggal 20 Juli 1928, Ir R Baumgartner, Engineer voor de landsgebouwen (BOW), secara resmi memulai proyek pembangunan gedung baru di sebelah utara Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat.

Ir R. Baumgartner adalah seorang arsitek pada Bouwkundig Bureau di Departemen van BOW.

Seratus tahun lalu, gedung baru itu berfungsi sebagai kantor pos dan telegraf di pusat kota Batavia, nama lama kota Jakarta.

Pekerjaan konstruksi yang menelan biaya hingga 360.000 gulden ini dikerjakan oleh kontraktor N.E.D.A.M.

Baca juga : Berikut 11 Peristiwa Sejarah yang Terjadi pada 11 Mei, Ada Iniesta Lahir dan Bob Marley Meninggal

Dieksekusi Sasaran akhir pekerjaan adalah 15 bulan atau penyelesaian harus dilakukan pada bulan September 1929.

Bangunan ini awalnya bernama Posti en telegraaf kantoor. Kantor pos kota merupakan salah satu bangunan yang mengelilingi Alun-alun Fatahillah.

Bangunan ini dirancang dengan gaya Modern Awal (Nieuwe Zakelijkheid) yang populer di Belanda dan Hindia Belanda pada akhir tahun 1920-an.

Baca juga : Begini Sejarahnya Tanggal 16 Juni Diperingati Hari Sayuran Segar Sedunia

Gaya arsitekturnya disesuaikan dengan iklim tropis Indonesia dan memiliki “fasade ganda”, elemen khas arsitektur India tropis.

Bangunan di dekat kantor pos kota juga didesain dengan gaya yang sama, termasuk Museum Bank Mandiri (1929).

Gedung ini berfungsi sebagai kantor pos dari awal hingga saat ini. Batavia merupakan pusat pemerintahan pada zaman Hindia Belanda. (tribunnews/hm18)

Related Articles

Latest Articles