18.5 C
New York
Friday, May 17, 2024

BMKG Kembali Ingatkan Ancaman Efek El Nino dan IOD Bagi Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali memperingatkan serangkaian ancaman yang mengincar akibat dampak fenomena iklim El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang menimpa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pun mengingatkan efek terusan El Nino dan IOD positif yang memancing kekeringan di tanah air, salah satunya kerawanan serbuan hama terhadap tanaman pertanian.

BMKG membukukan ada 2 wilayah di Indonesia yang hingga kini tak menerima hujan selama hampir 3 bulan berturut-turut. BMKG meminta pemerintah secepatnya melaksanakan aksi dan usaha menanggulangi efek domino El Nino dan IOD positif.

Baca juga:Masuk Pancaroba, BMKG: Cuaca Bisa Berubah Tiba-tiba

Menjadi informasi, kedua fenomena ini mengakibatkan anomali kenaikan suhu dan menyusutnya curah hujan secara drastis. Itu membuat musim kemarau kali ini lebih panas dan kering ekstrim dibanding musim kemarau biasa.

“Sampai Oktober dasarian II, 2023, El Nino moderat (+1.719) dan IOD positif (+2.014) tengah bertahan,” ucap Dwikorita dalam keterangan di laman resmi BMKG, pada Kamis (2/11/23).

Dwikorita mengatakan, BMKG dan sejumlah Pusat Iklim Dunia memperkirakan El-Nino terus tidak beranjak pada tingkat moderat sampai periode Desember 2023 hingga Januari-Februari 2024. Sementara IOD Positif bakal lanjut bertahan sampai akhir tahun 2023.

Baca juga:Cara Cek Data Penerima BLT El Nino

Dampak domino kedua fenomena itu, sebut Dwikorita mempengaruhi beberapa sektor, seperti pertanian, sumber daya air, kehutanan, perdagangan, energi dan kesehatan. Dia memohon pada pemerintah di seluruh level secepatnya mengambil kebijakan mitigasi dan antisipasi terhadap dampak negatif yang terjadi.

“Bidang pertanian, produksi tanaman pangan krisis mengalami penurunan efek terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, kurangnya ketahanan jenis tanaman atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering,” kata Dwikorita.

Di sektor sumber daya air, kondisi ini berdamapk berkurangnya sumber daya air. Sementara bidang perdagangan memantik kenaikan harga bahan pangan. Sedangkan di sektor kehutanan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Baca juga:El Nino Bakal Berlanjut Mengancam Pertanian Hingga Pertengahan Tahun 2024

Berikutnya, produksi energi yang berasal dari PLTA bakal tertekan. Sektor ketahanan meningkatkan risiko kesehatan berhubungan dengan sanitasi dan pasokan air bersih untuk dikonsumsi dan kebersihan.

“Untuk daerah yang mengalami karhutla, keadaan ini juga bisa berakibat pada polusi udara dan memancing terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” sebut Dwikorita. (cnbc/hm16)

Related Articles

Latest Articles