30.5 C
New York
Sunday, July 7, 2024

Penting Bagi Remaja Menjaga Kesehatan Reproduksi

Medan, MISTAR.ID

Menjaga kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting terutama bagi para remaja, bukan hanya bagi remaja wanita tapi juga pria.

“Remaja adalah asset masa depan bangsa dan peradaban manusia. Karena itu para remaja harus mengetahui dan mengerti merawat dan menjaga kesehatan reproduksi serta menghindari pergaulan yang salah,” kata Lely Zailani Ketua Dewan Pengurus Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari) Lely Zailani, Minggu (11/12/22) di Medan.

Dalam diskusi publik yang digelar Aliansi Sumut Bersatu (ASB) dalam rangkaian memperingati Hari Asasi Manusia (HAM) sedunia pada 10 Desember 2022 lalu.
Lely menyebutkan, ada tiga pilar yang harus ditegakkan untuk melindungi anak dari kekerasan seksual atau reproduksi, yakni perlunya peran individu dan keluarga, peran masyarakat dan peran negara.

Baca juga:Perempuan Juga Berhak Mendapatkan Pemenuhan Kesehatan

Berdasarkan data Kementerian PPPA sepanjang 2021 kekerasan terhadap anak sebanyak 11.952 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 7.004 kasus (58,6 %) akibat kekerasan seksual.

Dalam menyikapi hal itu, katanya Negara wajib melindungi dan memenuhi hak-hak anak dengan membuat regulasi dan menjalankannya membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Lely memaparkan hasil penelitian ASB- Rutgers Indonesia pada Desember 2021 ditemukan adanya ketidakpahaman tentang kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Demikian juga masalah kesehatan seksual dan reproduksi minim edukasi

Minimnya pengetahuan tentang perlunya menjaga reproduksi itu berdampak serius akibat terjadinya pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak diinginkan, anak perempuan dieksploitasi, dan banyak masalah sosial lainnya yang dihadapi anak remaja.

Baca juga:KDRT, Dampak dan Pencegahan

Dokesempatan itu. Direktur ASB Ferry Wira Padang mengatakan, ASB adalah organisasi masyarakat sipil, yang sejak 2006 fokus terhadap isu keberagaman dan perempuan korban kekerasan dengan melibatkan kelompok muda lintas agama, mahasiswa, NGO, jurnalis dan kelompok marjinal.

Diskusi ini bertujuan sebagai wadah untuk bertukar pendapat terkait layanan hak kesehatan reproduksi bagi anak remaja dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles