22.3 C
New York
Friday, November 1, 2024

Pengamat Akui Minat Lansia Minim Untuk Divaksin Covid-19

Medan, MISTAR.ID

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 masyarakat lanjut usia (lansia) dan pelayan publik masih berlangsung di Provinsi Sumatera Utara. Namun, hingga saat ini minat lansia untuk menjalankan vaksin Covid-19 masih sangat minim.

Ketua Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sumatera Utara Destanul Aulia menilai, ada beberapa permasalahan sehingga minimnya kelompok Lansia yang mau mengikuti vaksin Covid-19. “Permasalahan akses merupakan masalah yang sistematik dimulai dari pendataan yang lemah sehingga disaat lansia mendaftar, nama tidak ada di sistem sehingga batal mendaftar,” sebut dia, Jumat (4/6/21).

Kemudian, stok vaksin yang berfluktuasi sehingga susah dibuat perencanaan yang baik. “Jenis vaksin untuk tahap 1 dan 2 yang berbeda dan pilihan waktu yang selalu berubah-ubah,” jelasnya.

Baca Juga:Di Sumut, Vaksinasi Covid-19 Lansia Dosis Pertama 8,51 Persen dan Pelayan Publik 48,98 Persen

Permasalahan lainnya yang buat minimnya lansia menjalankan vaksinasi Covid-19 yaitu karena isu mengenai vaksin yang tidak aman. “Proses pemberian vaksin yang tidak nyaman dan tidak happy dan rumah sakit sebagai sumber penularan Covid-19,” jelas dia.

Masalah lain untuk populasi lanjut usia yakni adanya kelayakan vaksinasi yang tetap ditentukan oleh kriteria RAPUH (Resistensi, Aktifitas, Penyakit lebih dari 4, Usaha berjalan dan hilangnya berat badan). “Nah kalau kriteria RAPUH itu tadi lebih dari dua angka, maka individu tersebut belum layak divaksin,” ujarnya.

Apabila kedua hal tersebut masih diragukan, sambungnya, maka para Lansia disarankan untuk mengkonsultasikan dulu ke spesialis penyakit dalam konsultan Geriatri. “Yang menyebabkan prosesnya menjadi panjang dan memakan waktu yang lama sehingga target vaksin untuk lansia belum tercapai 90 persen,” terang Destanul.

Baca Juga:Lansia Divaksinasi di Sultan Agung Siantar, Kapoldasu Bilang Begini

Untuk itu, sambungnya, pemerintah harus memperbaiki akses tersebut sehingga minat para Lansia tinggi untuk mengikuti vaksin Covid-19. “Mendaftarkan terlebih dahulu di dalam sistem sebelum ke lokasi vaksin, menyediakan sekaligus konsultasi geriatrik dan perencanaan yang baik oleh tim pemberi vaksin seperti siapa-siapa yang harus divaksin untuk waktu tertentu, ketersediaan stok dan terakhir menciptakan suasana nyaman dan aman saat bervaksin,” jelas dia.

Sementara Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat dr H Delyuzar menilai minimnya masyarakat khususnya kalangan Lansia mengikuti vaksin Covid-19 karena banyaknya informasi yang tidak tepat sampai sasaran. “Banyaknya rumor, berita hoax, ketidakpahaman, info yang buat vaksin itu jadi Covid-19,” sebut dia. “Isu seperti ini masih terus beredar di masyarakat, kan ini mengurangi tingkat keyakinan masyarakat,” sambungnya.

Dia mengakui, jumlah petugas Satgas Penanganan Covid-19, sangat terbatas untuk memberikan informasi kepada masyarakat. “Kita yang paham harus memberikan informasi kepada masyarakar, karena vaksin Covid-19 sangat melawan virus,” terang dia. (saut/hm12)

Related Articles

Latest Articles