12.9 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Sejumlah Negara Eropa Melepas Ketergantungan Migas Rusia

Jakarta, MISTAR.ID

Beberapa negara Eropa dilaporkan sudah mulai dapat melepas ketergantungannya dari migas asal Rusia. Sikap politik yang bertentangan soal serangan Moskow ke Ukraina membuat sejumlah negara mencari alternatif lain.

Di Jerman, fasilitas penyimpanan gas dilaporkan terisi lebih cepat dibandingkan target pemerintah. Hal ini akan mengeliminir resiko krisis energi musim dingin di negara itu.

Dalam sebuah keterangan, Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan dengan level keterisian ini, target pemerintah untuk mencapai 85% kapasitas penyimpanan dapat diraih pada awal September.

Baca juga:Dunia Dibayangi Krisis Pangan Dampak Serangan Rusia ke Ukraina, Bagaimana dengan Indonesia?

“Reservoir terisi lebih cepat dari yang ditentukan,” kata Habeck seperti dikutip Reuters dari Der Spiegel Magazine, Senin (29/8/22).

Jerman berada di fase dua dari rencana darurat tiga tahap yang dirumuskan setelah pengurangan aliran gas dari Rusia. Pada Agustus, Jerman hanya mengkonsumsi 9,5% kebutuhan gasnya dari Rusia.

Seiring dengan mulai penuhnya fasilitas penyimpanan gas, Jerman juga akan menggunakan pasokan gas alam cair yang mengalir dari Prancis. Ini akan terealisasi setelah kedua negara menyelesaikan masalah organisasi dan teknis untuk memudahkan pasokan.

“Perusahaan kemudian akan dapat menarik gas dari fasilitas penyimpanan seperti yang direncanakan selama musim dingin untuk juga memasok industri dan rumah tangga,” tambah Habeck.

Di Belanda, penampungan gas di negara itu juga rata-rata 71% penuh. Negara itu sendiri mendapatkan mayoritas kebutuhan gasnya dari ladang-ladang gas yang berada di dalam negara itu.

Untuk menambah pasokan, Belanda juga sedang berpikir untuk mengoptimalisasi penggunaan terminal gas alam cair (LNG) di Eemshaven dan juga bekerja sama dengan Jerman untuk membangun terminal lainnya di Hamburg.

Baca juga:Mencegah Krisis Energi, Indonesia Harus Tingkatkan Industri Migas

Sementara itu, di seberang Selat, Inggris juga mengatakan tidak mengimpor bahan bakar dari Rusia sejak Juni lalu. Hal ini juga merupakan dampak serangan negara itu ke Ukraina.

“Sebagai hasil dari ambisi Pemerintah Inggris untuk menghapus impor minyak dan gas Rusia, tidak ada impor minyak sulingan, minyak mentah, gas atau batu bara, kokas, dan briket dari Rusia pada Juni 2022,” kata Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (28/8/22).

Dengan kebijakan ini, ONS mengatakan akan mendorong peningkatan impor dari pasar lain. Termasuk Arab Saudi, Belanda, Belgia, dan Kuwait, yang sebagian mengimbangi pengurangan impor Rusia. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles