24.7 C
New York
Sunday, June 9, 2024

Penumpang Kapal Pesiar Trauma Setelah Dipaksa Menyaksikan Pembantaian Lumba-Lumba

Kepulauan Faroe, MISTAR.ID

Penumpang di kapal pesiar Ambition terkejut saat menyaksikan 78 paus pilot (spesies lumba-lumba besar) dibantai, sebagai bagian dari tradisi kuno di Kepulauan Faroe.

Operator kapal, Ambassador Cruise Line meminta maaf atas insiden tersebut di Twitter pada Senin (10/7/23).

Kapal tiba di Tórshavn, ibu kota Kepulauan Faroe, dalam tradisi yang disebut Grindadráp atau “penggilingan”.

Dalam peristiwa tersebut, sekelompok pemburu membantai paus dan lumba-lumba secara massal, menggunakan pisau dan tombak.

Baca juga : Kawanan Hiu Serang Lumba-lumba, Pantai di Sydney Ditutup

Setelah penyembelihan, daging dibagikan kepada para pemburu yang berpartisipasi, menurut pemerintah Faroe.

Pemerintah menegaskan bahwa paus pilot merupakan salah satu jenis lumba-lumba tidak terancam punah dan tradisi tersebut dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas bagi masyarakat yang terlibat.

“Tujuannya adalah untuk mendistribusikan saham secara adil dan gratis,” klaim sebuah situs web pemerintah.

Ambassador Cruise Line mengutuk perburuan tersebut dan mengatakan bahwa mereka keberatan dengan apa yang mereka gambarkan sebagai “praktik kuno”.

Baca juga : Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Masuki Tahap Uji Coba

Jalur pelayaran juga meminta maaf kepada penumpang, menyatakan bahwa mereka tahu bahwa dengan menyaksikan pembantaian itu akan sangat “menyedihkan” bagi kebanyakan orang di dalam kapal.

Kepulauan Faroe adalah wilayah Denmark, sekitar 250 mil sebelah utara Skotlandia.

Penduduk asli Faroe memiliki pemerintahan semi-otonom, yang merupakan satu-satunya badan yang dapat mengatur Grindadráp, menurut Insider.

Baca juga : Kapal Pesiar Mewah Perancis “Laperouse” Singgah 5 Jam di Agats

Ambassador Cruise Line mengatakan mereka telah bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendorong penghentian praktik tersebut.

“Kami sangat kecewa ini terjadi setelah berminggu-minggu mencoba membuka dialog konstruktif dengan pemerintah Faroe dan Visit Faroes tentang masalah ini,” kata CEO Christian Verhounig dalam tweet. (themessenger/hm18)

Related Articles

Latest Articles