12.3 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Besok Majelis Umum PBB Voting Gencatan Senjata di Jalur Gaza

New York, MISTAR.ID

Direncanakan, Selasa (12/12/23) waktu setempat, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan melangsungkan sidang khusus melaksanakan pemungutan suara atas resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dalam konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Seperti dirangkum dari Al Arabiya dan Al Jazeera, pada Senin (11/12/23), informasi ini dibeberkan beberapa sumber diplomat PBB, yang menyatakan, sidang khusus akan diikuti 193 negara anggota.

Melalui surat Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis ke para negara anggota mengumumkan, sidang khusus akan berlangsung, pada Selasa (12/12/23) sekitar pukul 15.00 waktu New York.

Baca juga:Ini Penyebab Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Jalur Gaza

Disebutkan Francis, dalam suratnya dirinya melangsungkan sidang khusus dimaksud atas permintaan Mesir dan Mauritania sebagai Ketua Kelompok Arab dan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ini mengacu pada keadaan buruk yang dialami warga Palestina di Jalur Gaza.

Disebutkan kedua negara itu dalam surat mereka bahwa sidang khusus diperlakukan setelah salah satu Anggota Tetap Dewan Keamanan (PBB) memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

Pernyataan itu mengacu pada Amerika Serikat (AS) yang memakai hak vetonya dalam voting resolusi Dewan Keamanan PBB, pada Jumat (8/12/23) lalu. Dengan keputusan itu, maka resolusi itu tak berhasil untuk diadopsi walaupun menerima dukungan dari 13 negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.

AS beranggapan resolusi yang dimotori Uni Emirat Arab itu diajukan tergesa-gesa, tidak seimbang dan tak akan memberikan perubahan besar di medan pertempuran. Ini karena cuma menyerukan gencatan senjata yang tidak berkesinambungan di Jalur Gaza.

Baca juga:Joe Biden Tegaskan Gencatan Senjata Tak Bakal Ciptakan Perdamaian di Jalur Gaza

Utusan Tetap AS untuk PBB, Robert Wood juga mengkritik masih adanya seruan gencatan senjata tanpa ketentuan dalam resolusi itu, yang dianggapnya ‘berbahaya’ akibat akan memampukan Hamas untuk mengulangi serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Negara Paman Sam itu dihujani kritikan atas kebijakannya menggunakan veto atas resolusi tersebut. Sementara Israel menyanjung AS bersama sekutunya yang dikatakan memiliki ‘kepemimpinan berani’. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles