13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Melirik Usaha Kuping Gajah Rambung Merah Simalungun, Merambah Hingga Antar Provinsi

Simalungun, MISTAR.ID

Usaha kerajinan rumah tangga pembuatan cemilan atau makanan ringan kuping gajah di Nagori Rambu Merah, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun sudah cukup dikenal.

Tak hanya dikonsumsi warga Kabupaten Simalungun dan Kota  Pematang Siantar, usaha tradisional turun temurun ini sudah merambah ke sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Utara seperti kawasan Toba, Tapanuli Utara (Taput), Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga dan Medan, bahkan hingga wilayah Provinsi Aceh.

Cemilan ringan Simalungun ini diproduksi sejumlah warga yang bermukim di sana.  Boleh disebut, usaha rumahan (home industri) ini sudah lama menjadi sumber ekonomi utama mereka.

Baca juga: Produksi Kuping Gajah Rambung Merah Kembali Bergairah Sambut Nataru

Bahan dasar kuping gajah ini terbilang gampang didapatkan. Mulai dari tepung terigu, telur, gula halus, susu bubuk, garam halus, margarin, vanila bubuk, cokelat bubuk dan air yang digunakan dalam proses pembuatannya.

Iskandar Zulkarnain (27), salah satu keluarga pengrajin keripik kuping gajah di Rambung Merah mengatakan, usaha ini sudah diturunkan secara turun temurun.

“Kalau pembuatan kuping gajah ini sudah diwariskan secara temurun. Bahkan sejak duduk di bangku sekolah dasar saya sudah belajar membuat ini bang,” ujar anak muda yang membantu usaha orang tuanya ini kepada mistar.id, Selasa (23/5/23) sore.

Lanjut Iskandar, bahan baku tepung terigu per goni (karung) dibanderol sebesar Rp 235 ribu. Sementara per goni bisa menghasilkan 217 bungkus keripik kuping gajah. Sedangkan harga jual keripik kuping gajah dibandreol sebesar Rp 20 ribu per bungkus.

Baca juga: Makanan Khas Natal dan Cerita di Baliknya

“Kalau harganya ini tetap, mau hari besar atau hari biasa sama saja bang,” terang Iskandar.

Proses pembuatannya pun  terbilang gampang. Rata-rata para pengrajin mampu membuat kuping gajah sebanyak 217 kg per harinya. “Kalau hanya upah pembuatan saja Rp 80 ribu per orang bang. Kebetulan kami punya 5 orang pekerja. Jadi dengan harga Rp 20 ribu per kg nya, standar lah,” kata Iskandar.

Dari hasil pembuatan keripik kuping gajah itu, Iskandar mengatakan, keluarganya bisa berpendapatan hingga Rp 1 juta per harinya. “Kami ada 3 orang kuliah, dari sini lah sumber penghasilan orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Iskandar.

Ditambahkan, dirinya dan sejumlah warga lainnya memilih usaha itu, karena memiliki peluang usaha yang cukup besar. “Kalau kuping gajah ini alhamdulilah tetap laku, walaupun ada batas masa berlakunya bang,” imbuhnya.

Baca juga: MenKopUKM: RI Butuh Banyak Wirausaha Dari Mahasiswa

Apakah pihak Pemkab Simalungun pernah memberikan bantuan berupa modal, pembinaan atau bentuk kerja sama untuk memajukan usaha itu, Iskandar mengatakan, mereka pernah menerimanya.

“Kebetulan kami juga mendapatkan bantuan dari PT Telkom Indonesia Tbk, berupa modal dan pembinaan kemasan agar lebih modern lah bang,” katanya mengakhiri. (abdi/hm16)

 

 

Related Articles

Latest Articles