28.7 C
New York
Thursday, May 9, 2024

Inflasi Sumut Lebih Rendah karena Gejolak Harga Pangan Masih Terkendali

Medan, MISTAR.ID

Laju tekanan inflasi di Sumatera Utara (Sumut) melebihi ekspektasi sebelumnya dengan realisasinya mencapai 0,46% secara bulanan (Desember 2021). Dan secara tahunan, inflasi di Sumut merealisasikan angka 1,71%, lebih rendah dibandingkan dengan rata-
rata nasional.

“Ini pencapaian baik, karena gejolak inflasi dari harga pangan di Sumut masih lebih terkendali dibandingkan dengan wilayah lainnya Dan pencapaian inflasi sebesar itu bukan karena Sumut yang kecolongan dari kenaikan harga. Tetapi memang lebih dikarenakan tarikan harga di luar wilayah Sumut,” kata Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Selasa (4/1/22).

Sebut Gunawan, kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di Sumut lebih dipicu oleh kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah lainnya. Menurutnya hal ini terlihat setelah dirinya memantau selama satu bulan terakhir dimana sejumlah harga
komoditas di Sumut relatif lebih murah bahkan dibandingkan wilayah di luar Sumut.

Baca juga: Inflasi Sumut 0,29% Diatas Inflasi Nasional yang Hanya 0,08%

Tetapi, sambung Gunawan ini harus dijadikan pelajaran berharga. Dimana sekalipun Sumut mampu menghadirkan stok pangan yang cukup. Akan tetapi tidak menggaransi bahwa harga pangan akan mampu dikendalikan. Selama ada kecenderungan harga yang lebih mahal di luar Sumut maka harga pangan di Sumut bisa ikut terkerek.

“Nah, sekalipun inflasi Sumut masih mampu di bawah nasional. Tetapi kita tidak harus melulu berpatokan ke inflasi nasional tersebut. Pertumbuhan ekonomi harus diperhitungkan sebagai basis perhitungan apakah inflasi itu wajar, terlalu rendah atau terlalu tinggi. Karena pertumbuhan ekonomi harus jauh di atas inflasi, sehingga bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumut menunjukkan adanya perubahan nasib yang signifikan bagi masyarakat Sumut,” ungkapnya.

Bila berbicara data, selama tahun 2021, triwulan I pertumbuhan ekonomi Sumut -1,85%, triwulan II 4,95% dan triwulan III 3,67%. Dan triwulan keempat baru akan dirilis datanya di awal bulan Februari mendatang. Dari data tersebut, realisasi pertumbuhan ekonomi bisa saja bergerak dalam rentang 2% hingga 3,5% nantinya.

“Tetapi kita berharap di realisasi paling atas. Karena kalau hanya 2% itu angkanya belum menjauh dari realisasi inflasi sebesar 1,71%. Kalau lebih rendah dari 2% ini Sumut bisa saja dikatakan ekonominya tidak tumbuh. Meskipun data menunjukan ekonomi Sumut tumbuh. Tetapi saya yakin realisasi pertumbuhan ekonomi Sumut akan mampu jauh di atas
inflasi Sumut,” jelasnya.

Baca juga: Perkembangan Inflasi Sumut Mampu Terjaga Selama Masa Pandemi

Salah satu pemicunya adalah booming harga komoditas khususnya kelapa sawit. Ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal keempat 2021. Karenanya, dia mengatakan tetap berharap pemerintah daerah atau TPID tidak berpuas diri dengan realisasi inflasi Sumut tersebut. Masih ada PR besar di tahun 2022 ini. Selain ancaman inflasi tinggi, selanjutnya adalah omicron masih menghantui dan bisa saja menekan pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Kita berharap level PPKM di Sumut tidak naik dari levelnya yang terakhir. Kalau bisa turun lagi. Meskipun ini bisa saja lebih buruk dari harapan kita saat ini. Jadi jangan senang dulu dengan capaian inflasi Sumut,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles