Fokus Pasar Tertuju pada Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air


fokus pasar tertuju pada pertumbuhan ekonomi tanah air
Medan, MISTAR.ID
Kabar di akhir pekan kemarin tidak begitu bagus bagi pasar keuangan. Laporan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan Non-Farm Payroll (NFP) menjadi 150.000. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar, dan rilis data yang sama di bulan sebelumnya (September) yaitu sebesar 297 ribu.
NFP merupakan salah satu indikator ekonomi yang mengukur jumlah tenaga kerja yang ditambahkan atau dikurangi di sektor-sektor ekonomi selain sektor pertanian. Data NFP dinilai sebagai salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara.
Penurunan tersebut menggiring tingkat pengangguran di AS naik menjadi 3.9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (3.8%). Data tersebut kembali menunjukan bahwa ekonomi AS dalam pelambatan kinerja ekonomi, meski terlihat bagus bagi pasar keuangan di Asia pada perdagangan hari ini.
Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin hal tersebut menilai, hal itu menunjukkan bahwa AS bersama dengan China telah menggiring laju pertumbuhan ekonomi global ke arah perlambatan. Sehingga secara keseluruhan belum ada hal fundamental yang bagus untuk menopang kinerja ekonomi di banyak negara.
Baca Juga: Sepanjang 2023 Ditemukan 2 Bank Indonesia Bangkrut
“Di sisi lain, Indonesia akan merilis laju pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Baik secara kuartalan (QoQ) maupun tahunan (YoY), pertumbuhan ekonomi di tanah air diproyeksikan akan mengalami perlambatan,” kata Gunawan, Senin (6/11/23).
Dalam peride kuartal akan tumbuh di bawah 2%, sedangkan untuk tahunan masih akan mampu di kisaran 5%. Ekonomi di Tanah Air diproyeksikan cukup stabil hingga penutupan tahun 2023 ini atau setidaknya hingga kuartal pertama tahun 2024 mendatang.
“Sememtara itu, untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang ditransaksikan di zona hijau pada awal perdagangan pekan ini. IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.770 hingga 6.850. Dan IHSG dibuka menguat di level 6.816,27. Namun, pelaku pasar tetap harus mewaspadai sejumlah agenda politik di Tanah Air yang bisa saja merubah pergerakan pasar. Atau rilis data pertumbuhan ekonomi yang bisa saja diluar ekspektasi sebelumnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Jastipers Raup Untung Besar pada Event Tahunan di Medan
Sementara itu, jika melihat rilis data ketenagkerjaan AS yang memburuk, pada dasarnya kinerja mata uang rupiah diproyeksikan menguat pada hari ini. Rupiah di sesi perdagangan pagi ini (pukul 9) sudah berada di kisaran 15.500-an per dolar AS.
“Rupiah berpeluang untuk bergerak dikisaran tersebut hingga penutupan perdagangan hari ini,” imbuhnya.
Selain rupiah, pada kinerja dolar AS sendiri mendapatkan tekanan besar seiring melemahnya ekspektasi kenaikan bunga acuan setelah rilis data ketenagakerjaan AS. Harga emas juga diuntungkan dengan memburuknya data tersebut.
“Emas sangat berpeluang menembus level $2.000 per ons troy. Harga emas sejauh ini ditransaksikan dikisaran level $1.991 per ons troy-nya,” tutupnya. (Anita/hm22)
PREVIOUS ARTICLE
Sepanjang 2023 Ditemukan 2 Bank Indonesia BangkrutNEXT ARTICLE
Perang di Jalur Gaza Pengaruhi Harga Emas