5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Bahan Baku Mahal di Siantar, Pengusaha Kuliner Terpaksa Naikkan Harga Jual

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Dampak kenaikan harga bahan pokok saat ini menyulitkan para pelaku usaha kuliner di Kota Pematang Siantar. Dampaknya, untuk meminimalisasi kerugian, pedagang terpaksa menaikkan harga jual barang dagangan mereka.

Hal itupun terpaksa dilakukan mereka demi bertahan di tengah keterpurukan kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Namun ada pula beberapa pengusaha harus menutup usahanya lantaran harus merogoh kocek lebih dalam demi menutupi kebutuhan dagangannya.

Salah satu pedagang kuliner khusus sarapan pagi yang berada di kawasan Jalan Ade Irma Suryani atau yang sering disebut “Nasi Nenek” terpaksa menaikkan harga jual dagangannya untuk menutup ongkos produksi dan mempertahankan keuntungan.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Curah Kembali Naik di Siantar, Pedagang: Stok Kosong!

“Biasanya, kami menjual sebungkus nasi sarapan pagi komplit seharga Rp8.000, sekarang menjadi Rp9.000,” kata nenek itu sambil melayani antrean pembeli, Rabu (27/7/22).

Si nenek didampingi cucunya, seorang pria muda yang sepertinya baru menyelesaikan sekolah menengah atas ini mengungkapkan kenaikan harga dilakukan karena semua harga bahan baku semakin mahal seperti harga cabai, bawang dan tomat. Begitu juga harga minyak goreng dan terigu.

“Padahal, kemarin itu kami masih berharap pemerintah bisa membuat harga-harga tersebut kembali normal. Namun, hingga kini tetap mahal,” ujarnya.

Tidak jauh beda dengan usaha kuliner yang berada di Jalan Bola Voli, yang sering dipanggil warung Top. Warung yang menjual makanan sarapan pagi seperti tahu tempe goreng, kue-kue basah, hingga bubur yang isi dalamnya jagung manis. Tapi yang jadi ciri khasnya adalah nasi urap yang rasanya enak dan gurih serta harga ekonomis.

Baca juga: Harga Masih Tinggi di Siantar, Kadis Kumperdag Temui Pedagang Cabai

Pemilik warung yang sering dipanggil Kak Top, wanita cantik berjilbab ini mengaku sempat bingung antara memilih mengurangi porsi makanan atau memilih menaikan harga menu jualan nasi urapnya. Kenaikan harga bahan baku ini menurut Top berdampak cukup besar untuk usahanya.

“Semua bahan yang kami gunakan untuk usaha ini pada mahal sekarang. Kalau ngurangi porsi makanan, takut mengecewain pelanggan. Tapi mau enggak mau saya harus menaikan harganya Rp1.000 hingga 2.000. Penurunan omzet, pastilah ya sekitar 30 persen turun dibandingkan yang biasanya,” kata Top.

Meski pelaku usaha terpaksa menaikkan harga jual demi mendapatkan untung walau sedikit. Mereka juga menjaga kualitas dari kuliner tersebut demi terjaganya konsumen yang datang membeli serta mempertahankan pelanggan tetap selama ini. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles