5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

5 Cara Mempersiapkan Diri Bila Terjadi Resesi Ekonomi

Jakarta, MISTAR.ID

Resesi terdengar menakutkan bagi banyak orang. Pasalnya, jika terjadi resesi akan sangat memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Hal itu seperti langka dan naiknya harga barang pokok.

Kemudian hilangnya mata pencaharian karena potensi terjadi PHK massal, dan berbagai risiko merugikan lainnya yang bisa saja bersifat masif.

Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan menyatakan kondisi Indonesia hingga awal 2023 ini masih dalam posisi aman. Tapi, lanjutnya, karena resesi bersifat global, maka masyarakat perlu mempersiapkan diri tanpa harus khawatir berlebihan. Tindakan bijaksana yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah mulai mengatur keuangan dengan bijak.

Baca Juga:Harga Emas Melonjak karena Kekhawatiran Resesi Ekonomi Global

“Mulai lah dari hal kecil agar kelak terbiasa pada hal-hal yang besar,” sebut Antonius Tan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/1/23). Terkait hal tersebut, Antonius membeberkan beberapa tips, yakni:

1. Perlu punya skala prioritas

Skala prioritas maksudnya adalah membuat daftar kebutuhan dan pengeluaran agar cash flow lebih sehat. Caranya dengan membuat daftar kebutuhan dari yang penting harus didahulukan, penting tapi masih bisa ditunda, dan tidak penting serta bisa ditunda hingga tidak penting dan tidak harus dipenuhi.

Jika terbiasa membuat skala prioritas kebutuhan maka dalam kondisi resesi atau pun tidak, kelak akan terbiasa hidup hemat dan sederhana.

“Dengan belanja berdasarkan skala prioritas, gaji atau pendapatan juga tidak akan cepat tergerus dan habis di pertengahan bulan. Malahan, saat akhir bulan, masih ada dana tersisa yang dapat dialihkan ke dana darurat, asuransi, atau investasi,” kata Antonius.

2. Jaga penghasilan

Saat resesi biasanya fenomena terjadinya PHK tinggi sehingga penting bagi kita mempertahankan kekuatan finansial keluarga agar jika terjadi PHK, anggota keluarga dapat tetap melanjutkan pendidikan dan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Mulai lah mencari pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan.

Contohnya, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah, mengeksplor hobi atau bakat, memanfaatkan teknologi digital dengan berjualan daring, dan sebagainya yang tidak mengganggu pekerjaan utama tapi dapat Anda lakukan dengan senang hati.

“Apalagi, jika bisa melibatkan anggota keluarga lainnya sehingga semua merasakan kerja keras mendapatkan penghasilan ekstra dan kelak akan lebih menghargai waktu dan uang yang dimiliki,” ucapnya.

Baca Juga:Resesi Pengaruhi Penjualan Kendaraan Baru di AS

3. Belanja barang sesuai kebutuhan

Sebaiknya bijak memilih barang yang harus dibeli. Jika bukan merupakan kebutuhan dan bisa ditunda, sebaiknya uangnya tidak usah dibelanjakan.

Sebaliknya, jika merupakan kebutuhan primer maka penuhi agar keluarga tidak kekurangan. Misalnya, jangan sampai anak menjadi kurang gizi karena hanya diberi makan mie instan atau makanan olahan karena harganya murah.

“Belanja harus tetap dilakukan masyarakat karena konsumsi masyarakat penting bagi perputaran roda perekonomian nasional agar dapat terus produktif. Agar pendapatan tidak tergerus untuk belanja tapi tetap bisa mendukung perekonomian nasional maka gunakan uang Anda dengan bijak,” sebut Antonius.

4. Perlu punya dana darurat

Dana darurat menjadi instrumen penting dalam keuangan keluarga. Jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan tapi harus mengeluarkan uang tunai, maka dana darurat menjadi garda terdepan. Jika sebelumnya sudah terbiasa menyiapkan dana darurat maka kini dapat mencoba memperbesar jumlahnya.

Sebaliknya, jika saat ini menjadi kali pertama menyiapkan dana darurat maka dapat mencoba rumus minimal tiga kali dari pengeluaran bulanan jika masih lajang dan bagi yang sudah berkeluarga dapat menyiapkan enam kali dari pengeluaran rutin setiap bulan.

Baca Juga:Resesi Seks Kini Ancam Thailand

5. Berinvestasi

Jika sudah memiliki tabungan, mampu menyiapkan dana darurat, dan sudah mengasuransikan diri dan keluarga. Alangkah baiknya berinvestasi untuk mengembangkan aset yang ada saat ini. Sebab nilai aset saat ini belum tentu sama nilainya pada beberapa tahun mendatang karena inflasi akan selalu ada.

Pilih instrumen berisiko rendah dan cenderung aman pada kondisi saat ini, seperti reksa dana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN). Seseorang perlu memiliki semangat tinggi memasuki tahun baru 2023 dengan yakin bahwa bisa berkontribusi bagi perekonomian nasional.

“Mulai dari hal kecil dan sehari-hari agar bangsa kita dapat tetap bertahan di tengah isu resesi global. Mulai bijaksana memanfaatkan pendapatan, mengatur ulang kebiasaan belanja, dan sisihkan pendapatan untuk dana darurat, asuransi, dan investasi,” tutup Antonius.(medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles