20.2 C
New York
Friday, May 10, 2024

Pelesiran ke Masa Lalu: Menelusuri Transformasi Aneka Kendaraan Tempoe Doeloe di Indonesia

Medan, MISTAR.ID

Menjelajahi masa lalu serta mengingat kembali masa-masa pertama kali Indonesia memiliki kendaraan sebagai alat transportasi menarik untuk ditelusuri. Apalagi Indonesia ternyata memiliki banyak ragam alat-alat transportasi, baik darat maupun laut.

Fakta itu setidaknya terekam dari jejeran kendaraan tempoe doeloe yang dipamerkan di Museum Negeri Sumatera Utara dalam rangka peringatan Museum Nasional dan Sumpah Pemuda.

Kurator Museum, Hairun Nisa mengatakan alat-alat transportasi yang dipamerkan tersebut berasal dari para kolektor yang dipinjamkan.

“Kalau barang-barangnya kita pinjam dari kolektor seperti mobil, motor, sepeda dan beberapa lainnya. Kalau yang dari museum hanya sepeda satu unit dan sampan saja,” ujarnya pada Mistar.id, Sabtu (28/10/23) malam.

Pameran yang terbuka untuk umum ini berlangsung selama 27-29 Oktober 2023, dimulai pukul 09.00-22.00 WIB. Sejumlah pengunjung mengamati kendaraan tempoe doloe sembari membaca kisah awal kendaraan itu bisa berada di Indonesia.

Hairun Nisa mengatakan, beberapa kendaraan susah untuk diketahui kapan mulai muncul, seperti sado, sepeda dan beberapa jenis lainnya.

Dahulu alat transportasi di Indonesia sangat minim, sehingga orang-orang harus berjalan berkilo-kilo meter untuk menjalani aktivitas dalam bekerja dan bepergian. Namun kini di era modern sudah banyak ragam kendaraan yang diciptakan.

Menurut cerita Kurator Museum Negeri Sumut dan deskripsi yang tercantum di pameran, beginilah transpormasi beberapa kendaraan tempo dulu di Indonesia.

Transformasi Angkong Menjadi Becak Dayung

Angkong pertama kali diciptakan pada tahun 1869 di Jepang dan menjadi kendaraan roda dua pertama di sana. Angkong hadir sebagai alat transporasi yang menarik bagi kalangan masyarakat karena harganya murah dan mampu melewati jalan-jalan sempit.

Kendaraan angkong ini digunakan dengan cara ditarik oleh manusia. Angkong mulai terkenal di segala penjuru, khususnya mulai tersebar di belahan Asia.

Angkong mulai mendarat di Tiongkok sekitar tahun 1874 pada masyarakat Thionghoa. Kemudian tahun 1914 angkong sampai ke Singapura dan memasuki Indonesia sekitar tahun 1925.

Jejak angkong paling sering dijumpai di Medan. Dahulu orang Indonesia menyebutnya lancia atau langca yang berasal dari bahasa Hokkian.

“Dulu hampir di seluruh Medan ada angkong. Angkong ini mirip becak tapi ditarik pakai tenaga manusia. Kalau kita lihat foto-foto zaman dulu pasti banyak kendaraan tradisional kayak sado, angkong, becak dan sepeda. Tapi lambat laun angkong mulai dilarang sebab pengunaanya yang kurang etis karena ditarik tenaga manusia,” jelas Hairun Nisa.

Akhirnya pada tahun 1928 izin dan sertifikasi penggunaan angkong ditiadakan. Perlahan angkong mulai menghilang hingga sepenuhnya punah. Angkong kemudian bertransformasi menjadi wujud yang lebih manusiawi yaitu becak dayung.

Sepeda Onthel Sebelum Ada Mesin

Kendaraan roda dua awalnya masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Dalam perkembangannya, tak hanya orang-orang Belanda saja yang berminat terhadap kendaraan ini.

Sepeda onthel dikenal sangat dekat dengan masyarakat Indonesia sejak tahun 1940-an. Pada zaman Hindia Belanda yang kala itu mayoritas digunakan masyarakat perkotaan.

Sepeda berhasil merambah segala kalangan sebelum eksistensinya tergeser oleh kendaraan bermesin.

Sepeda Motor BSA Berevolusi Menjadi ‘Becak Siantar’

Birmingham Small Arms Company Ltd (BSA) adalah perusahaan asal Inggris yang memproduksi senjata api pada tahun 1861. Pada tahun 1910 mereka mulai memproduksi sepeda motor yang kerap dipakai para Tentara Sekutu di Sumatera Utara.

Pada Tahun 1950-an, BSA adalah pembuat sepeda motor terbesar. Banyak organisasi, terutama kepolisian yang menggunakan BSA sebagai kendaraan patroli. Hingga akhirnya berevolusi menjadi Becak Siantar.

Mobil Jeep Perang Dunia II di Tahun 50-an

Jeep Willys (Mambo) dikenal sebagai kendaraan ikonik pada masa Perang Dunia II. Pada tahun 1937, pihak angkatan perang Amerika Serikat meminta para produsen mobil dalam negeri mengirimkan proposal terkait pergantian kendaraan yang sudah tua.

“Jeep Willys ini ikoniknya Perang Dunia II, jadi kalau kita lihat film-film gitu pasti Jeepnya kayak gitu. Kalau kata pemiliknya desain Jeep ini kemudian dipakai oleh tentara kita,” sambung Hairun Nisa di sela-sela pameran.

Willys-Overland Motors dinyatakan sebagai pemenang tender tersebut. Mobil keluaran Willy-Overland dikenal dengan nama Willy MB, sementara keluaran Ford dikenal dengan nama Ford GPW, keduanya sangat mirip.
Willy tetap mengembangkan produknya, salah satunya adalah varian Jeep turunannya yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Jeep Mambo.

Vespa Kongo Dipakai Pasukan Garuda

“Vespa itu ada dua, Vespa Kongo itu hadiah dari pemerintah untuk pasukan yang berada di Kongo,” sebutnya.

Vespa Kongo yang juga sering disebut Vespa Ndog karena bagian sampingnya mirip telur. Vespa jenis ini dikenal karena dipakai oleh Pasukan Garuda yang bertugas di Kongo sebagai penjaga perdamaian.

Pemerintah kemudian menghadiahkan skuter ini sebagai penghargaan jasa-jasa mereka. Hingga akhirnya kendaraan ini mulai dikenal di pasaran pada tahun 1963. (Dinda/hm22)

Related Articles

Latest Articles