9.4 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Modus Baru Phising Manfaatkan Sisi Emosional Korban

MISTAR.ID

Kejahatan pencurian data melalui metode phising masih terus terjadi dan berinovasi. Saat ini, modus phising memanfaatkan sisi emosional korban. Pelaku berusaha membuat korban terpancing dan marah.

Modus ini biasa disebar melalui grup-grup WhatsApp atau secara pribadi. Dimana, pelaku akan mengirimkan pesan teks bernada marah dan menantang.

Contohnya, pelaku akan menulis pesan seperti, ‘Halo Bagas, apa maksudmu mengunggah foto ini di akun Instagram mu?’ dan menyertakan link khusus.

Baca juga: Hati-Hati! Mahasiswa UIN SU Jadi Korban Phising, Begini Modusnya

Pelaku juga biasanya mengancam korban. Misalnya, pelaku akan mengirim pesan seperti ini, ‘jujur, saya merasa tersinggung dengan foto ini. Apakah kamu akan menghapusnya atau saya akan membawa masalah ini ke pengadilan’.

Tentunya, korban yang terpancing emosinya akan merasa penasaran dan cenderung untuk menekan link khusus tersebut. Padahal, seperti biasa, link tersebut sengaja dimodifikasi oleh pelaku phishing untuk mencuri data yang ada di ponsel atau perangkat elektronik korban.

Sebelumnya, aksi phishing melakukan berbagai cara untuk menipu korbannya. Mulai dari mengirim undangan digital, berbagi file APK dan PDF, hingga meminta korban menekan tombol View.

Fenomena phising yang marak di Indonesia bahkan menarik perhatian perusahaan keamanan siber Kaspersky. Mereka mencatat, di tahun 2022 terdapat 4.931.367 upaya phising di Indonesia.

Baca juga: Waspadai Phising dan Pencurian Data Online

“Penelitian menyebutkan, sepanjang 2022 penipuan dunia maya semakin sering beralih menggunakan phising. Data terbaru untuk Indonesia dan Asia Tenggara menunjukkan, phishing menjadi salah satu teknik penipuan paling banyak dipilih oleh para penjahat siber,” ujar Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, Adrian Hia dalam laporan tertulisnya yang dilihat pada Kamis (27/7/23). (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles