24.2 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Fakta Varian Delta Plus yang Terdeteksi di Indonesia

MISTAR.ID-Mutasi virus corona (SARS-CoV-2) varian delta (B.1.617.2), yaitu delta plus (B.1.617.2.1 / AY.1) telah ditemukan di Indonesia. Informasi detail tentang varian delta plus saat ini masih diselidiki para ahli.

Beda Delta dan Delta Plus

Varian Delta merupakan varian virus yang bertanggungjawab atas gelombang kedua penyebaran Covid-19 di India. Perbedaan Delta Plus lantaran varian ini memiliki mutasi tambahan pada bagian lonjakan protein yang disebut K417N.

Selain itu, masih banyak varian mutasi lain Delta Plus, namun yang terkenal adalah AY.1. Konsorsium genom Covid-19 India menjelaskan kasus AY.1 sebagian besar dilaporkan berasal dari sembilan negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Keduanya dibedakan mutasi K417N pada protein Spike yang dimiliki varian delta plus, seperti dikutip dari CNN.

Baca Juga:Gubernur Edy: Warga Terpapar Varian Delta Bertambah Satu, Tapi Sudah Sembuh

Menyebar ke Eropa

Temuan delta plus terekam paling awal berasal dari India. Virus itu dideteksi masih dalam varian delta pada Oktober 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabelinya sebagai Variants of Convern (VOC) pada 11 Mei.

Para ilmuwan mengatakan bahwa awalnya, urutan Delta (B.1.617.2) yang membawa K417N ditemukan di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Urutan paling awal dikaitkan dengan Eropa melalui pemindaian rutin varian.

Terdeteksi di Jambi dan Sumbar

Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkap kasus delta plus telah ditemukan di Jambi dan Mamuju, Sumatera Barat.

Baca Juga:Pakar Penyakit Menular Prediksi Ada Varian Baru Corona Asal Indonesia

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jambi Nirwan Satria mengatakan kaget delta plus ditemukan di daerahnya. Pada 18 Juli dikatakan lonjakan kasus Covid-19 mencapai 442 padahal rata-rata kasus harian sebelumnya di bawah 100.

Delta plus ditemukan usai pemeriksaan genome sequence di Jambi. Berdasarkan informasi yang diterima oleh Nirwan, varian delta plus memiliki kemampuan tingkat penularan yang lebih cepat.

Belum Cukup Bukti

Kementerian Kesehtan India menyebut varian Delta plus (AY.1) lebih mudah menular, dan lebih mudah berikatan dengan sel paru. Ada kemungkinan virus ini resisten terhadap terapi antibodi monoklonal, infus antibodi intravena yang kuat untuk menetralisir virus.

Baca Juga:Varian Delta Menggila, WHO Minta 80 Negara Waspada hingga Agustus

Senada, Kepala Kelompok Kerja Virus Corona NTGI di India, Dr NK Arora, perbedaan varian Delta Plus dari varian lain virus corona lantaran memiliki afinitas yang lebih besar terhadap jaringan paru-paru, dibandingkan dengan jenis lain.

Meski demikian, masih perlu data lebih banyak untuk menentukan apakah varian ini lebih menular, tidak terdeteksi oleh tes Covid-19, dan apakah menyebabkan gejala lebih parah.

Melansir BBC, meski sudah terdapat 166 contoh varian Delta plus di GISAID, platform database terbuka global, namun ilmuwan belum punya cukup bukti kalau varian ini lebih berbahaya dari varian Delta.(cnnindonesia.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles