Namun, Widjo menyatakan bahwa gempa Banten menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami.
“Dengan megathrust-nya, gempa di Banten ini mengingatkan kita akan potensi ancaman di Selatan Jawa, Selat Sunda, dan Sumatera,” kata Widjo, seperti dikutip dari situs resmi BRIN, Senin (17/1/2022).
Selain itu, Widjo menyatakan bahwa gempa bumi megathrust Selat Sunda mungkin mencapai M 8,7 dan dapat terjadi bersamaan dengan pembagian lain, seperti megathrust Enggano dan megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah.
Widjo menyatakan bahwa potensi ini memiliki energi yang mirip dengan gempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004. Namun, karena kedalaman laut di lokasi gempa umumnya lebih dalam daripada yang terjadi pada tahun 2004, maka berdasarkan model perhitungan, tsunami yang terjadi secara ilmiah dapat lebih besar daripada Aceh.
Baca juga : Tak ada Ancaman Tsunami Pasca Gempa di Tonga dan Fiji
Tsunami tertinggi yang pernah terjadi di Aceh adalah 30 meter, sementara tsunami tertinggi yang pernah terjadi di Jepang adalah 1,2 meter.
Jadi, ada kemungkinan gempa bumi megathrust Selat Sunda akan memicu tsunami dengan ketinggian tiga puluh kali lipat dari tsunami Jepang.
Ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi dan tsunami, terutama di wilayah megathrust Selat Sunda, yang merupakan salah satu area yang tidak aktif secara seismik.
Ketinggian tsunami yang akan terjadi bisa mencapai 30 kali lipat dari tsunami yang terjadi di Jepang pada tahun 2024. (Intisari-Online.com /hm19)
