11.5 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Dibutuhkan Ketegasan Orang Tua Kendalikan Penggunaan Gawai

Medan, MISTAR.ID

Antropolog Universitas Negeri Medan (Unimed) Rosramadhana memberi pemahaman mendalam mengenai dampak perkembangan teknologi terhadap keharmonisan keluarga.

Ia menyoroti peran penting kendali yang dimiliki keluarga terhadap penggunaan gawai, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja.

Menurutnya, walaupun tidak mungkin membatasi akses terhadap teknologi, keluarga harus memiliki kendali terhadap jam dan momen tertentu dimana interaksi langsung tanpa gawai diutamakan.

Baca juga:Indeks Ketahanan Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba di Sumut Tergolong Tinggi

“Tindakan tegas dan kebijakan tertentu, seperti melarang penggunaan gawai pada waktu makan bersama, dapat menciptakan suasana komunikatif di keluarga,” ujarnya saat dihubungi, pada Sabtu (30/12/23).

Namun, Rosramadhana menyadari kesulitan menerapkan kebijakan ini secara spesifik dan menekankan perlunya peran kepala rumah tangga dan dukungan dari semua anggota keluarga. Meskipun tantangan, langkah-langkah sederhana seperti berkumpul dan makan bersama tanpa gawai dapat menciptakan ketegangan positif dalam keluarga.

Dalam pandangannya, fenomena ketidakharmonisan keluarga akibat penggunaan gawai secara berlebihan dapat menjadi seperti puncak gunung es. Anggota keluarga masing-masing sibuk dengan gawainya, ini terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama bisa membawa petaka.

Baca juga:Ayah di Meksiko Rayakan Natal Berharap Keluarganya Kembali dari Badai Otis

“Meskipun mungkin tidak selalu tampak dari luar, namun ketidakharmonisan tersebut dapat memperdalam permasalahan dalam jangka panjang,” ujarnya.

Rosramadhana juga memberikan pandangan terhadap pentingnya pelaporan dalam kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Meskipun ada kekhawatiran dan ketakutan, ia menekankan perlunya ruang aman untuk melaporkan insiden KDRT.

Pelayanan seperti Sahabat Perempuan dan Anak melalui nomor WhatsApp (WA) 129 dapat memberikan solusi dan respons cepat terhadap laporan masyarakat, terkait kekerasan baik secara fisik maupun psikis.

Baca juga:Upacara Adat Beluluh, Yang Menunjukkan Harapan Orang Tua

Menutup wawancara, Rosramadhana mendorong lebih banyak orang untuk melaporkan kekerasan dan mendukung program-program perlindungan perempuan dan anak. Menurutnya, semakin banyak laporan yang masuk ke layanan Sahabat Perempuan dan Anak, otomatis akan semakin tinggi data KDRT yang ada saat ini.

“Akan tetapi melaporkan ke polisi maupun melalui layanan khusus dapat menjadi langkah awal menuju perlindungan lebih baik demi mencegah semakin maraknya kasus KDRT,” pungkasnya. (hutajulu/hm16)

Related Articles

Latest Articles