22.5 C
New York
Tuesday, July 2, 2024

Pengamat: Faktor Ekonomi Penyebab Tingginya Angka Putus Sekolah

Jakarta, MISTAR.ID

Menurut Andy Karyasa Wayan, seorang pengamat pendidikan, faktor ekonomi adalah penyebab utama tingkat putus sekolah yang tinggi di Indonesia.

Dia menyatakan bahwa mayoritas anak yang putus sekolah tinggal di daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Saya melihat mereka berada di daerah perbukitan dan perdesaan. Dalam perayaan Hari Anak Nasional 2023, Minggu (23/7/2023), Andy berkata, “Akhirnya mereka tidak bisa mengenyam pendidikan, bahkan setelah tamat SD pun tidak.”

“Kalau di perbukitan itu daerah tinggi dan tentunya sekolah tidak ada di sana. Mereka harus jalan kaki cukup jauh,” kata Andy, merujuk pada masalah tingkat putus sekolah yang tinggi.

Baca juga : Angka Anak Putus Sekolah di Indonesia Meningkat

Ia menyatakan bahwa faktor utama yang menyebabkan anak-anak putus sekolah adalah masalah jarak ke sekolah.

Andy, pendiri Yayasan Relawan Bali, berkata, “Tetapi kondisi ekonomi mereka tidak memungkinkan untuk membelinya.”

“Kalau tingkat putus sekolah di perkotaan sedikit, ya. Yang banyak itu biasanya di perdesaan,” kata Andy.

Selain itu, dia percaya bahwa faktor lain yang berkontribusi pada tingginya tingkat putus sekolah adalah keyakinan orang tua bahwa pendidikan tidak penting.

Oleh karena itu, jika anaknya malas sekolah, orang tua lebih baik menyarankan mereka untuk bekerja daripada mengeluarkan uang.

Dalam hal ini, dia membantu anak-anak yang putus sekolah dengan biaya sekolah. “Bayar uang pangkal ini berat buat para orang tua ini,” kata Andy.

Banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya karena uang pangkal yang mahal.

Sebaliknya, ia mengapresiasi anggaran pendidikan sebesar Rp612 triliun pada tahun 2023, yang menurutnya telah dibagikan ke daerah-daerah.

Dia menyatakan, “Meskipun pada kenyataannya masih banyak anak yang putus sekolah. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua.”

Sebelum ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pada tahun 2023, pemerintah akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp612 triliun untuk pendidikan.

Menurut konstitusi, Menkeu Sri menyatakan bahwa pemerintah Indonesia harus mengalokasikan dua puluh persen dari anggaran untuk pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Baca juga : Kunci Keberhasilan Pendidikan; Kerjasama Pihak Sekolah dengan Seluruh Elemen Masyarakat

Dia menyatakan bahwa karena demografi Indonesia masih didominasi oleh usia muda, sebagian besar anggaran pendidikan dialokasikan untuk mendukung pendidikan dasar hingga sekolah menengah.  (KBRN/hm19)

Related Articles

Latest Articles