26.4 C
New York
Sunday, June 30, 2024

Mengenal Dampak Perubahan Iklim

MISTAR.ID

Perubahan iklim menjadi perbincangan hangat tidak saja di dalam negeri tetapi juga perbincangan dunia. Hal ini karena berdampak pada planet tempat kita hidup, dan segala dinamika hidup didalamnya secara signifikan.

Menjadi penting sehingga ia membutuhkan gerakan dan aksi nyata berbagai pihak untuk memitigasi perubahn iklim ini sehingga mampu mencari solusi, baik solusi untuk diri, maupun secara global.

Untuk itu kita perlu mengenal apa sebenarnya dampak perubahan iklim ini, serta penyebabnya sehingga sangat membantu kita untuk memulai langkah-langkah nyata untuk membuat perubahan bagi planet dan kehidupan kita.

Baca juga:BMKG Ingatkan Perubahan Iklim Berdampak terhadap Indonesia

Apa itu Perubahan iklim?

United Nations menyebutkan perubahan iklim mengacu pada perubahan pola suhu dan cuaca dalam jangka panjang. Pendapat yang hampir sama menjelaskan bahwa Perubahan iklim digambarkan sebagai perubahan rata-rata pola cuaca dari suatu lokasi (atau dunia), dan berhubungan dengan perubahan pada lapisan es, permukaan tanah, dan samudera, yang prosesnya dapat berlangsung. Perubahan pola suhu dan cuaca ini dapat terjadi secara alamiah, berhubungan dengan perubahan pada aktivitas matahari atau adanya letusan gunung berapi yang besar seperti yang terjadi pada letusan gunung Krakatau pada Agustus 1883, yang letusannya menutupi atmosfer dan berakibat turunnya suhu diseluruh dunia.

(www.kompas.com), perubahan iklim dapat juga akibat dari aktivitas manusia sendiri. Diperkirakan sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penggerak utama dari perubahan iklim khususnya sejak era revolusi industri, dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas.

Penggunaan bahan bakar fossil dalam kehidupan manusia telah menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang mana seperti selimut, menutupi seluruh permukaan bumi, menjebak panas dari sinar matahari didalam bumi, dan menaikkan suhu bumi. Secara alamiah, suhu bumi sangat bergantung pada keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar dari sistem planet bumi. Ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi, sinar tersebut dapat dpantulkna kembali ke luar angkasa, atau terserap ke bumi.

Energi masuk yang terserap oleh bumi akan menghangatkan bumi. Sekali terserap, Bumi melepaskan sejumlah energi kembali ke atmosfer bumi sebagai energi panas (juga disebut radiasi inframerah). Energi matahari yang dipantulkan kembali ke luar angkasa tidak akan menghangatkan suhu bumi.

Berbagai aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fossil (batubara, minyak bumi, gas) untuk panas dan energi, pembabatan hutan, pengusahaan peternakan skala besar, pemupukan tanaman pangan / perkebunan, penyimpanan limbah secara landfill, dan produksi beberapa macam produk industri telah menghasilkan berberapa jenis gas tertentu, yang kita kenal dengan istilah Gas Rumah Kaca (GRK). GRK ini yang dilepaskan ke atmosfer bumi, menyerap energi matahari, memperlambat atau menahan sinar matahari untuk tidak keluar ke luar angkasa. Kondisi ini menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi, dan mengubah iklim bumi, yang kita sebut sebagai Perubahan Iklim.

Baca juga:Perubahan Iklim Sebabkan Banyak Masalahan Kehamilan, Termasuk Lahir Prematur

Beberapa Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari aktivitas manusia, antara lain :

Karbon dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida dihasilkan dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batubara, gas), pembakaran limbah padat, pembakaran kayu/ pohon, dan hasil dari reaksi bahan kimia tertentu. Saat ini aktivitas manusia melepaskan lebih dari 30 Miliar ton CO2 ke atmosper setiap tahunnya (www.epa.gov), Konsentrasi gas karbon diaoksida di atmosfer telah meningkat lebih dari 40 persen sejak era sebelum industri, dari rata-rata 280 parts per million (ppm) pada abad ke 18, menjadi 414 ppm pada tahun 2020.

Metan (CH4)
Aktivitas alam dan aktivitas manusia menghasilkan gas Metan. Aktivitas manusia menghasilkan gas Metan berasal dari aktivitas pertanian, ekstraksi/ penamgabilan bahan bakar fosil dari alam, dan transportasi bahan bakar fosil.

Aktivitas manusia mengingkatkan konsentrasi gas metan selama abad 20 menjadi lebih dari 2,5 kali lebih banyak dibandingkan level pada era sebelum industri, dimana diperkirakan 722 parts per billion (ppb) menjadi 1.867 ppb pada tahun 2019.

Nitrous Oksida
Nitrous Oksida dihasilkan utamanya dari aktivitas pertanian/ perkebunan/ Pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri juga menghasilkan nitrous oxide.

F-Gas
Chlorofluorocarbons, hydrochlorofluocarbons,perfluorocarbons, dan sulfur hexafluoride, yang kesemuanya disebut F-Gas, seringkali digunakan pada coolant, bahan pembuata busa, pemadam kebakaran, solvents, pestisida, dan aerosol propellants

Related Articles

Latest Articles