23.3 C
New York
Wednesday, July 24, 2024

Perempuan Berisiko Terinfeksi HPV Sekitar 53-95 Persen

Medan, MISTAR.ID

Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis, Ayodhia Pitaloka Pasaribu menyampaikan bahwa perempuan beresiko untuk terinfeksi Human Papillomavirus (HPV) sekitar 53-95%.

Alumni Universitas Sumatera Utara (USU) itu juga menyampaikan pentingnya pemberian vaksin pada remaja sebagai upaya pencegahan HPV. Ayodhia mengatakan, vaksin HPV adalah untuk mencegah kanker serviks.

Hal itu disampaikan pada Kelas Jurnalis 3.0 dengan tema ‘Siap Imunisasi Human Papillomavirus (HPV) di BIAS 2024!’ di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis No 7 Kota Medan, pada Rabu (24/7/24) siang.

Baca juga:Wujudkan Komitmen Pencapaian Eliminasi Kanker Serviks, MSD dan Kemenkes Siap Imunisasi HPV

Di Indonesia, jelas Ayodhia, kanker serviks menduduki peringkat kedua sesudah kanker payudara.

“Kanker serviks pada perempuan Indonesia sekitar 17,2%. Angka kematiannya juga sangat tinggi 19,1% dan hampir 20%. Bahkan dalam 1 dekade terakhir, terjadi peningkatan kasus 2 kali lipat dibandingkan di bawah tahun 2010,” ucapnya.

Ayodhia juga menyebutkan, jika Indonesia menjadi negara dengan kasus kanker serviks tertinggi di Association of South East Asian Nations (ASEAN).

“Biasanya perempuan yang terkena kanker serviks di usia produktif antara usia 45 hingga 55 tahun,” katanya.

Baca juga:90 Persen Wanita Tak Tahu Pap Smear Test dan Kenapa Harus Periksakan HPV

Pemerintah Indonesia pada tahun 2023 menargetkan skrining pap smear (pengambilan serta pemeriksaan sampel jaringan dari leher rahim) sebanyak 70%. Nyatanya skrining tersebut hanya sekitar 7,02%.

Faktor risiko terkena kanker serviks yakni, infeksi HPV 99,7%, aktif secara seksual pada usia dini atau kurang dari 16 tahun, pasangan sex berganti-ganti, kebersihan diri rendah, hingga sistem kekebalan tubuh rendah.

“Jadi setiap perempuan dengan aktivitas seksual yang aktif maka punya risiko untuk terinfeksi HPV. Adapun cara penularannya dengan kontak seksual langsung, baik secara konvensional vagina, melalui anus atau bisa juga secara oral seks,” ujarnya.

Lebih lanjut Ayodhia menuturkan, vaksin HPV dibutuhkan agar infeksinya bisa dicegah.

Baca juga:Dinkes Medan Sasar 18.195 Anak SD Peroleh Vaksin HPV

“Kalau infeksi virus itu tidak ada, maka tak akan berkembang menjadi kanker serviks. Jika sudah terinfeksi, agar virus itu tidak berkembang biak dengan cepat. Jadi vaksin HPV akan membantu untuk menekan perkembangbiakan virus,” katanya.

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian vaksin HPV pada wanita, terutama anak perempuan mulai usia dini yang paling tepat adalah usia 9 sampai 14 tahun sebelum melakukan hubungan seksual atau terpapar virus.

Dokter yang terhimpun pada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini berharap, dengan program pemerintah dapat menekan angka kejadian kanker serviks.

“Jadi pencegahan sedini mungkin akan memberikan proteksi yang maksimal. Ini yang kita harapkan pada saat anak-anak remaja belum aktif secara seksual. Itu supaya mendapatkan efektifitas dari efektif yang terbaik,” ujarnya. (berry/hm16)

Related Articles

Latest Articles