21.9 C
New York
Saturday, May 18, 2024

90 Persen Wanita Tak Tahu Pap Smear Test dan Kenapa Harus Periksakan HPV

London, MISTAR.ID

Sembilan dari 10 wanita tidak memahami apa itu pap smear test dan mengapa harus melakukan pemeriksaan Human papilomavirus (HPV).

Cancer Research UK memperingatkan, survei menemukan hanya 12 persen yang mengetahui bahwa para tenaga medis melakukan skrining rutin karena virus ini dapat menyebabkan kanker serviks.

King’s College London menganalisis survei dari 2.000 wanita untuk menguji pemahaman mereka.

Pemeriksaan serviks dimulai di National Health Service (NHS) pada tahun 1960-an dan menawarkan pemeriksaan rutin kanker serviks kepada semua wanita berusia 25 hingga 64 tahun.

Baca Juga: Menaiki 50 Anak Tangga Setiap Hari Bisa Kurangi Risiko Kardiovaskular

Ada sekitar 3.200 kasus per tahun di Inggris dan NHS ingin meningkatkan pengujian karena satu dari tiga orang tidak mengikuti undangan mereka.

Studi King’s College menemukan hanya 12 persen wanita yang dapat mengidentifikasi bagaimana pengujian HPV digunakan dalam pemeriksaan serviks.

Sekitar 13 tipe dari lebih dari 100 tipe HPV dapat menyebabkan 99,7 persen kanker serviks. Secara keseluruhan, 14 persen wanita menyebutkan HPV sebagai faktor risiko kanker serviks.

Sementara itu, 23 persen dari mereka yang telah mendengar tentang HPV menyadari bahwa sebagian besar wanita yang aktif secara seksual berpotensi besar terjangkit virus ini pada suatu saat.

Dalam pemeriksaan NHS, sampel serviks diambil untuk test HPV. Jika HPV berisiko tinggi ditemukan, sampel tersebut akan diperiksa terkait perubahan sel. Jika tidak ada perubahan sel, wanita diundang kembali untuk pemeriksaan serviks dalam setahun.

Baca Juga: Wanita di New Orleans Ini Hobi Makan Bedak Bayi, Diduga Mengidap Pica

Tetapi jika HPV berisiko tinggi dan perubahan sel ditemukan, wanita akan menjalani pengujian lebih lanjut dan mungkin perlu pengobatan.

“Meskipun langkah-langkah positif telah diambil untuk meningkatkan kesadaran tentang HPV, penelitian kami mengungkapkan kesenjangan besar dalam pemahaman wanita,” kata Profesor Jo Waller, dari Queen Mary University of London.

Meningkatkan kesadaran tentang virus ini, lanjut Prof Waller dapat membantu mengurangi perasaan ketidakpastian dan kebingungan tentang hasil pemeriksaan.

Saat ini, sudah ada vaksin untuk HPV, yang diberikan di sekolah, dan para ahli percaya bahwa vaksin ini berpotensi mencegah kanker serviks. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles