14.7 C
New York
Wednesday, October 2, 2024

Ketahui Gejala, Penyebab dan Cara Mengantisipasi Baby Blues

Medan, MISTAR.ID

Spesialis Kejiwaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), dr Nanda Sari Nuralita memberitahukan gejala, penyebab dan cara mengantisipasi baby blues pada ibu.

Dokter yang akrab disapa Nanda itu menjelaskan bahwa baby blues merupakan perubahan hormon setelah melahirkan yang secara cepat dan bisa memunculkan gejala depresi.

Ia juga menyampaikan bahwa gejala sindrom baby blues mirip seperti orang depresi yakni menangis, gelisah, tidak bisa tidur.

“Merasa menjadi ibu yang tidak berguna, tidak bertanggung jawab kepada anaknya, terus tidak mau makan, merasa tidak bisa mengurus anaknya, sedih hingga tidak bersemangat,” ucapnya saat ditemui di Fakultas Kedokteran UMSU, Jalan Gedung Arca No 53, Selasa (2/10/24).

Baca juga:Awas! Baby Blues Syndrome Tak Tertangani Bisa Picu Depresi

Meski begitu, menurutnya, gejala baby blues hanya sementara yaitu dua minggu dan tidak lebih dari satu bulan.

“Tapi kalau gejalanya sudah satu bulan lebih, itu diagnosisnya berubah menjadi depresi pasca melahirkan. Kalau sudah depresi pasca melahirkan, itu sudah ada pemberian obat-obatan seperti obat antidepresan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, penyebab secara pasti baby blues tidak diketahui. Alumni Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut mengatakan jika biasanya faktor resikonya pernah mengalami simtom depresi.

Baca juga:Sindrom Baby Blues, Seorang Ibu Siksa Bayi Berusia 8 Hari

“Sehingga waktu ibu tersebut melahirkan, muncul kembali simtom depresi tersebut. Kedua pengaruh hormonal, makanya baby blues hanya bersifat sementara, jika hormonnya sudah bagus itu akan kembali normal,” ujarnya.

Sementara bagi ibu yang mengalami sindrom baby blues, dapat ditangani dengan terapi suportif.

“Artinya suami ikut mendukung, keluarga, teman-teman yang dapat berperan dalam membantu si ibu supaya gejala itu tidak semakin berat dan dukungan sosial juga baik,” tuturnya.

“Kemudian ada psikoterapi, psikolog ataupun psikiater dan pastinya tanpa pengobatan, biasanya baby blues tidak berkembang menjadi depresi pasca melahirkan,” sambungnya.

Baca juga:6 Penyebab Umum Depresi, Ketahui Dampak dan Pengobatannya

Antisipasi lainnya yang dapat dilakukan yaitu sebelum ibu melahirkan, perlu dilakukan edukasi kepada calon ibu hingga keluarga untuk mengingatkan jika baby blues ini bisa muncul.

“Sehingga kalau muncul gejala seperti yang sudah disampaikan tadi, keluarga tidak bingung dan bisa langsung merangkul si pasien,” ungkapnya.

Terakhir ia juga menegaskan jika para ibu-ibu yang mengalami baby blues tidak perlu khawatir, lantaran sindrom tersebut bersifat sementara.

“Gejala itu bisa hilang dengan sendirinya apabila didukung dengan faktor lingkungan dan keluarga yang baik,” pungkasnya. (berry/hm17)

Related Articles

Latest Articles