15.2 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Hasil Rapid Test Pria Ini Reaktif Hamil, Keluarganya Marah-marah

Kupang, MISTAR.ID

Satu keluarga dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) marah-marah mendatangi karantina Covid-19.

Pasalnya, anggota keluarganya seorang pria, Ariyanto Boik, asal Kabupaten Rote Ndao menjalani rapid test, dan hasil rapidnya tidak masuk akal.

Hasil rapid test terhadap Ariyanto yang merupakan pelaku perjalanan dari area risiko, ternyata reaktif hamil.

Baca Juga: Harga Tiket dan Rapid Test Rp450 Ribu per Orang Bikin Biaya Bepergian Naik Pesawat Kian Mahal

Hal itu membuat keluarga besarnya marah dan mendatangi lokasi karantina di Rusun Ne’e, Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao.

Keluarga marah lantaran hasil laporan yang dikeluarkan oleh laboratorium rumah sakit setempat, bukanlah hasil tes Covid-19, melainkan hasil tes kehamilan.

“Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya,” ungkap kakak kandung

Ariyanto, Ferdinan Boik, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6/20).

Ferdinan menyebutkan, hasil rapid test itu terasa aneh dan membuat keluarga bingung. Ferdinan pun mengaku, saat ini masih berada di lokasi karantina dan belum ada jawaban dari pihak pengelola karantina terhadap hasil tersebut.

“Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja di mana pun,” ujar dia.

Hal senada juga disampaikan keluarga lainnya, Naomi Toulasik, yang menyebut bahwa keluarga meragukan hasil rapid test itu.

Baca Juga: Syarat Penumpang Dari Bandara Silangit Tujuan Akhir Luar Jakarta, Cukup Rapid Test Non Reaktif

Naomi menduga, petugas kesehatan yang menangani pasien orang dalam pemantauan maupun pelaku perjalanan dari area risiko di Rusun Ne’e tidak menjalankan tugas secara baik, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tujuan pemeriksaannya.

Dia pun meminta para petugas medis tidak main-main dengan virus yang mematikan itu.

“Kami minta petugas jangan main-main dengan penyakit ini, karena sudah memakan banyak korban,” tegas dia.

Dia berharap, para petugas medis bisa bekerja secara profesional.

Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M Saek mengaku belum mengetahui hal itu. “Saya belum dapat laporannya, jadi bisa langsung dengan (hubungi) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao,” ujar dia singkat.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Rote Ndao, Widianto Adhy, hingga saat ini belum merespons telepon dari Kompas.com.(kompas/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles