18.6 C
New York
Friday, September 27, 2024

Darah Tinggi Sebabkan Aneurisma Otak

Medan, MISTAR.ID

Kepala KSM Bedah Saraf RSUP HAM Prof Dr dr Ridha Dharmajaya SpBS (K) mengatakan hampir 100 persen penderita aneurisma otak yang pernah ditanganinya memiliki riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, Senin (12/2/24).

“Saat ini kita punya data, semua pasien aneurisma otak di RSUP HAM ini memiliki riwayat hipertensi. Makanya, supaya stroke tidak terjadi, kami mengimbau untuk kontrol tekanan darah dan minum obat secara teratur bagi penderita hipertensi,” terangnya

Aneurisma otak merupakan kasus pelebaran atau penonjolan pada pembuluh darah otak yang terjadi akibat melemahnya dinding pembuluh darah.

“Selain faktor masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, hingga gaya hidup tidak sehat. Kasus pecah aneurisma otak yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dalam waktu lama juga dapat mengakibatkan terjadinya stroke,” tambahnya.

Baca juga: Stroke Bisa Serang Anak-anak

Dokter spesialis bedah saraf RSUP HAM yang juga ahli aneurisma otak di Sumatera Utara, dr M Ihsan Z Tala SpBS (K) menjelaskan bagaimana aneurisma itu.

“Jika dinding pembuluh darah lemah dan bertahun-tahun diberikan tekanan yang tinggi, maka terbentuklah aneurisma. Jika pecah, maka akan menimbulkan gejala nyeri kepala hebat seperti disambar petir hingga tidak sadarkan diri,” ungkap dr Ihsan.

Kemudian, salah satu pasien yang menjalani perawatan di RSUP HAM menceritakan pengalamannya saat mengalami pecah aneurisma otak.

“Awalnya sakit sekali kepala. Seperti mau pecah, keringat dingin, muntah dan mau pingsan. Saya dibawa ke rumah sakit dan sudah tidak sadarkan diri. Suami bilang saya sudah menjalani operasi berat, jepit pembuluh darah dan pasang selang ke otak,” cerita pasien perempuan itu.

Baca juga: RSUD Djasamen Saragih Bakal Jadi Pusat Penyembuhan Pasien Stroke

Selanjutnya, tim dokter melakukan operasi clipping dengan pembedahan pada kepala untuk menangani kasus pecah aneurisma otak pada pasien tersebut.

“Saya sudah kembali ke rumah tanpa ada cacat. Saya bersyukur bisa kembali ke keluarga. Ke depannya, saya akan menjaga tekanan darah, pola makan dan cukup istirahat,” sambungnya.  (Dinda/hm20)

Related Articles

Latest Articles