16.8 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Dampak Negatif Roleplay Bagi Perkembangan Mental Anak

MISTAR.ID

TikTok telah menjadi platform media sosial yang populer dalam beberapa waktu terakhir. Pengguna TikTok berasal dari berbagai kelompok usia, termasuk remaja dan anak-anak.

Baru-baru ini, tren ‘roleplay’ muncul di TikTok setelah sebuah video viral yang menunjukkan seorang ayah yang memarahi anaknya saat sedang bermain roleplay karena tidak sesuai dengan usianya.

Dalam konteks TikTok, roleplay adalah tindakan yang mengikuti peran tertentu di luar karakter asli seseorang. Peran ini diekspresikan melalui konten yang dibuat. Seperti cara berbicara, penggunaan filter, cara berpakaian, dan lain sebagainya.

Baca juga: Mengenal Role Playing yang Viral di TikTok

Psikiater Lahargo Kembaren SpKj mengemukakan bahwa ada dampak negatif dari roleplay di TikTok. Dia menyatakan bahwa ada potensi terjadinya ketergantungan atau kecanduan pada seseorang. Hal ini dapat berbahaya bagi anak-anak yang sedang dalam proses pencarian identitas diri mereka.

“Ketika seseorang terlibat dalam roleplay, ada rasa kenyamanan dan kepuasan saat menjadi karakter tersebut. Hal ini memicu pelepasan hormon dopamine di otak yang memberikan rasa nyaman,” kata Lahargo Kembaren SpKj, Jumat (23/6/23).

Namun, ketika efek dopamine menurun, seseorang mungkin tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan kenyamanan selain terus melakukan hal yang sama. Sehingga terciptalah pola perilaku yang berulang-ulang.

Baca juga: Jangan Gunakan TikTok untuk Politik, Luhut: Itu Kampungan

Penelitian oleh Surgeon General’s Advisory AS menemukan dampak negatif penggunaan media sosial pada anak-anak dan remaja. Studi tersebut melibatkan remaja berusia 12-15 tahun.

“Hasilnya, remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial memiliki risiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan mental. Termasuk gejala depresi dan gangguan kecemasan,” kata peneliti Surgeon General’s Advisory AS.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berkontribusi pada peningkatan depresi dan kecemasan pada remaja. Sebuah uji coba terkontrol menemukan bahwa pembatasan penggunaan media sosial selama 30 menit setiap hari selama tiga minggu.

Baca juga: Masak Telur Ala TikTok Buat Muka Wanita Ini Terbakar

“Karena itu, penting untuk membatasi penggunaan media sosial pada anak-anak dan remaja guna menjaga kesehatan mental mereka,” lanjutnya. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles