Jakarta, MISTAR.ID
Apabila digigit seekor nyamuk itu merupakan jenis betina bukan jantannya.
Nyamuk-nyamuk betina adalah hematophagy, yang artinya menyedot darah binatang. Darah yang dihisap dipakai untuk memproduksi telurnya. Jenis mosquito jantan saat ini bukanlah hematophagy.
Jenis jantan hidup dengan menghisap nektar tumbuhan akibat bagian mulut penusuknya atau belalainya tak cukup kuat untuk menerobos kulit. Hanya mosquito-mosquito jantan juga pernah sebagai penghisap darah ratusan juta tahun yang lalu, seperti dirangkum laman Popsci.com, pada Selasa (9/1/24).
Baca juga:Nyamuk Wolbachia Diklaim Efektif Turunkan Penyebaran DBD
Tim paleontolog mendapati 2 fosil nyamuk jantan dari masa zaman kapur awal dengan belalai penusuk dan rahang yang tajam yang dibutuh untuk menghisap darah.
Spesimen itu digambarkan dalam penelitian yang dipublikasikan pada 4 Desember lalu di jurnal Current Biology sehingga membantu mempersempit celah keturunan pada nyamuk. Hematophagy adalah kemampuan serangga dalam menghisap darah binatang lain. Ini diyakini sudah berevolusi dari pergeseran memanfaatkan bagian mulut penusuk-penghisap saripati cairan tumbuhan, tidak menghisap darah binatang.
Ambar merupakan getah damar tumbuhan sebagai fosil, dan deposit dari Lebanon adalah sampel ambar yang diketahui lebih tua mengandung jejak makhluk hidup di antaranya serangga.
Baca juga:Ini Tanggapan Pemerhati Kesehatan Terkait Inovasi Teknologi Nyamuk Wolbachia
Dalam studi terbaru ini, tim ilmuwan menampilkan fosil 2 nyamuk jantan dari periode zaman kapur ini mempunyai bagian mulut penusuk. Bagian itu termasuk rahang segitiga yang sangat tajam dan struktur panjang kecil menyerupai gigi.
Keberadaan bagian-bagian itu menyebutkan jika nyamuk-nyamuk jantan yang hidup selama zaman kapur akhir dapat cukup kuat menusuk kulit dan menghisap darah hewan lain seperti nyamuk betina modern. Dari fosil itu disebutkan evolusi sifat penghisap darah lebih susah daripada sangkaan sebelumnya. (sptrprgn/hm16)
