18.1 C
New York
Friday, May 10, 2024

Di Dasar Samudera Pasifik Ditemukan Superstruktur Langka

Jakarta, MISTAR.ID

Sebuah superstruktur geologi yang sangat besar sudah tumbuh mulai masa Cretaceous ditemukan di dasar Samudera Pasifik.

Tercetaknya superstruktur ini diakibatkan oleh zona vulkanisme intralempeng yang lebih luas dari Inggris.

Penelitian terkini para ahli geologi mencoba untuk menghimpun informasi bagaimana Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia terbentuk. Disimpulkan jika dataran itu terbentuk lewat sejumlah gelombang vulkanisme yang berbeda, diawali kala dinosaurus menjelajahi Bumi dan berlanjut hingga kini.

Baca juga:China Kian Aktif, Samudera Hindia Arena Geopolitik Dunia

Dasar laut terserak dengan gunung bawah laut dan punggung bukit yang tidak terhitung volumenya, serta struktur vulkanik yang lebih besar. Acap kali diartikan bahwa fitur-fitur bawah air seperti ini terbuat oleh gangguan dari gunung berapi yang terjadi secara tiba-tiba. Kejadian ini berpeluang menjadi bencana besar dan memicu perubahan lingkungan yang besar.

Hanya penelitian terbaru ini menunjukkan jika Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia mempunyai latar belakang yang lebih rumit. Berlokasi di barat daya Samudera Pasifik, superstruktur ini sepertinya sudah terbentuk selama jutaan tahun lewat proses pembakaran lambat yang berlangsung dalam 4 tahap berbeda.

“Ada sejumlah fitur di cekungan Pasifik, dan para ilmuwan hanya mempunyai satu sampel, ini terlihat seperti peristiwa tunggal yang sangat besar,” sebut Kevin Konrad, pemimpin studi dan Asisten Profesor di University of Nevada, Las Vegas, dilansir dari Live Sains, pada Selasa (16/1/24).

Baca juga:Waspada! Gelombang Panas di Dasar Samudera Ancam Bumi

Untuk menuju temuan mereka, tim melakukan kajian geokimia pada sampel yang diambil dari daerah Dataran Tinggi Perbatasan Melanesia, Gunung Laut Samoa Barat, Provinsi Gunung Laut Samoa Timur dan wilayah Rantai Gunung Laut Tuvalu.

Hal ini menampilkan asal usul struktur atas dimulai pada zaman Kapur sekitar 120 juta tahun lalu dengan semburan lava raksasa, membuat serangkaian gunung bawah laut.

Tahap kedua, antara 56 juta sampai 33,9 juta tahun lalu, litosfer, cangkang terluar Bumi yang berbatu, melalui wilayah vulkanik yang disebut hotspot Arago, menciptakan lebih banyak gunung bawah laut dan sejumlah Pulau Samudera. Pulau-pulau ini alhasil terkikis dan terbenam ke bawah permukaan.

Baca juga:Gempa Magnitudo 7,6 Landa Filipina Selatan, Tsunami Diperkirakan Setinggi 3 Meter

Berikutnya, maju ke masa yang lebih baru periode Miosen, 23 juta hingga 5 juta tahun lalu. Pulau-pulau dan pegunungan bawah laut yang serupa diaktifkan kembali dan gunung berapi baru terbentuk saat litosfer Bumi melalui hotspot lain, hotspot Samoa. Hotspot vulkanik ini masih memunculkan pulau-pulau baru hingga kini.

Terakhir, masa yang masih berlangsung hingga saat ini, letusan gunung berapi baru di dataran tinggi muncul akibat litosfer sudah berubah bentuk dampak mundurnya lempeng Pasifik di bawah Palung Tonga.

Ini merupakan informasi yang kompleks, yang dinilai para peneliti akan memberikan gambaran yang lebih bernuansa tentang bagaimana beberapa fitur bawah air terbentuk. Untuk menggambarkan produk geologis dari kejadian multi-tahap ini, tim menganjurkan sebutan ‘Superstruktur Lempeng Tengah Samudera’. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles