23 C
New York
Saturday, July 13, 2024

Sultan Deli XIV: Makna Keris Adalah Persatuan dan Harga Diri

Medan, MISTAR.ID

Rizky Nasution, penggagas kegiatan JENAKA (Jelajah Sejarah Kota) dengan tema ‘Cakap Melayu, Jirus Pusaka Melayu Semenda’ menyampaikan, bahwa ide dari kegiatan ini timbul dari pertemuan mereka (Medan Heritage) dengan teman-teman dari Malay Creative Project.

“Dan akhirnya Medan Heritage itu sampaikan nih ke mereka yuk dong kita bikin Cakap Melayu yang esensinya itu sebenarnya pengen membumikan budaya Melayu’ tetapi dengan cara yang lebih umum. Kan saat ini yang orang lihat kalau kita ngomongin tentang budaya Melayu berasa terkesan eksklusif,” ungkapnya, pada Sabtu (13/7/24).

Tema keris yang diusung, berawal dari Medan Heritage yang meminta agar orang yang diundang merupakan sosok anak-anak muda yang peduli dengan budaya.

Baca juga:Dahulu, Kebaya Janggan Dipakai untuk Menyembunyikan Keris

“Kami mintanya sama mereka jangan orang yang paling expert gitu diturunkan, tapi sosok-sosok muda. Kita pengen bilang ‘nih anak-anak muda aja banyak loh yang peduli dengan budaya’. Nah kita memang mau tampilkan itu dan kebetulan waktu kemarin itu ada sosok anak mudanya bisa membahas tentang keris nah makanya yang pertama temanya dimunculkan keris gitu,” jelasnya.

Pada acara ini tampak hadir Sultan Deli ke 14, Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah, yang menyampaikan antusiasnya dalam menghadiri kegiatan tersebut.

“Saya merasa sangat tersanjung dibuat seperti ini, untuk mengedukasi masyarakat tentunya. Supaya ke depannya nanti masyarakat bisa mengenal bahwasanya nenek moyang kita itu dulu banyak membuat keris membuat berbagai macam alat-alat adat yang digunakan berperang,  untuk acara, dan sebagainya. Jadi saya harap masyarakat bisa mengetahui maknanya mengetahui tipe-tipe motifnya seperti apa,” sebutnya.

Ia mengaku menjaga kelestarian keris, yaitu dengan mencuci kerisnya setiap malam 1 Muharram.

Baca juga:Jenaka Digelar, Perkenalkan Sejarah Kota Medan Pada Generasi Muda

Mahasiswa ataupun anak-anak muda, lanjutnya penting untuk mengenal unsur-unsur kebudayaan agar tidak melupakan nenek moyang yang dulu sudah hadir di Kota Medan.

“Saya berharap semuanya bisa belajar apa makna keris yang sebenarnya. Jadi sebenarnya keris itu bukan hanya untuk berperang saja, tetapi ada maknanya, biasanya dulu untuk berburu atau yang lain banyak sekali. Makna yang saya dalami di keris adalah persatuan dan harga diri,” sambungnya.

Budayawan Keris Melayu, Khairul Fadli juga berharap agar pusaka ini terus lestari. Bukan hanya pusaka, namun juga peninggalan lainnya seperti songket, ulos, dan lainnya.

“Harus kita jaga. Dan untuk menarik minatnya itu kita harus melakukan satu edukasi, kemudian seminar-seminar seperti ini guna memberikan pemahaman bahwasannya keris atau pusaka itu tidak terkait dengan klenik. Jadi itu merupakan keindahan rancang bangunnya dan itulah yang sangat diharapkan dari generasi muda agar tidak malu untuk melestarikan kebudayaannya,” jelasnya.

Baca juga:Mengenal Asal-usul Keris dan Daya Magisnya

Budayawan yang telah belajar mengenai keris sejak tahun 2017 ini mengaku, mendapatkan keris pertamanya pada tahun 2019.

“Jadi saya mendalami terlebih dahulu karena untuk menghindari daripada penipuan-penipuan. Karena kebanyakan kalau orang yang mulai memiliki keris itu pasti keris pertama itu menyakitkan hati. Jadi saya perlu belajar terlebih dahulu untuk membedakan mana keris kodian mana keris yang original. Kemudian setelah tahu baru saya memiliki keris pertama itu di 2019,” ungkapnya. (susan/hm16)

 

 

 

 

Related Articles

Latest Articles