23 C
New York
Monday, September 23, 2024

Pengembangan Studi Habatahon, STT HKBP Siantar dan Batak Center Teken MoU

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sekolah Tinggi Theologia (STT) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kota Pematangsiantar melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Batak Center terkait Tri Darma Perguruan Tinggi dan pengembangan studi habatahon.

Acara digelar di ruang rapat STT HKBP Kota Pematangsiantar, Jalan Sangnaualuh, pada Selasa (11/6/24).

Ketua STT HKBP Pematangsiantar, Pdt Sukamto Limbong, atas nama STT HKBP Pematangsiantar, menyambut baik dan penuh suka cita atas kehadiran pengurus Batak Center.

Baca juga:Wariskan Budaya Batak, SMAN I Uluan, Kabupaten Toba Lakukan Tradisi Boras Si Pir Ni Tondi

“Terima kasih kepada pengurus Batak Center yang berkenaan bekerja sama dengan STT HKBP. Dan menerima ajakan kami, untuk mengerjakan tugas-tugas melalui pusat studi habatahon di STT HKBP Pematangsiantar,” kata Sukamto.

Ketua Pusat Studi Habatahon STT HKBP Pematangsiantar, Pdt Hulman Sinaga menyampaikan rasa syukurnya atas penandatanganan nota kesepahaman dengan Batak Center terkait pengembangan studi habatohon.

“Terima kasih kepada bapak/ibu yang turut memikirkan dan membicarakan tentang hal-hal apa yang dibutuhkan di kemudian hari, terkait kehidupan habatahon,” kata Hulman dalam bahasa Batak Toba.

Sementara Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Nasional (DPN) Batak Center, Sintong M Tampubolon bersama jajaran pengurus lainnya merasa bangga, karena telah diterima di kampus STT HKBP Pematangsiantar.

Baca juga:Literasi Visual, Anak Medan Hadirkan Buku Fotografi Batak Tempo Doeloe

“Kami merasa terhormat karena Batak Center dipilih menjadi mitra kerja dalam studi habatahon. Kami menyadari belum banyak melakukan hal yang berarti dalam menggali temukan nilai luhur habatahon. Dan turut mengambil bagian dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul,” katanya.

Selama berdiri pada tanggal 18 Agustus 2018, sambung Sintong, Batak Center masih betul-betul sebatas pemetaan masalah dalam hubungan, dengan maksud dan tujuan wadah itu didirikan.

“Dalam berbagai kegiatan memang masih amat berakar persoalannya. Di antaranya, Ulos Fies tahun 2019, dalam upaya menghantar ulos menjadi warisan dunia di UNESCO,” tandasnya.

“Berbagai solusi tentang nilai habatahon, studi pengembangan wawasan tentang nilai-nilai luhur habatahon dengan ke-Indonesiaan. Mengenal para pejuang kemerdekaan Bangso Batak,” timpalnya.

Baca juga:Kisah Rumah Adat Batak yang Memiliki Makna Khusus di Toba

Dia juga menyampaikan, berbagi program telah dilakukan Batak Center dalam mewujudkan visinya, yaitu terbitnya masyarakat Batak Raya, yang mampu melaksanakan budaya dan peradaban Batak yang modern, demi kemajuan dan martabat suku Batak.

“Visi Batak Center lebih simpel, yaitu iman, moral dan cerdas. Dan apa yang menjadi misinya, memotivasi orang-orang Batak untuk menjadi SDM yang unggul dalam memelihara dan mengembangkan budaya Batak,” pungkasnya. (gideon/hm16)

Related Articles

Latest Articles