14.7 C
New York
Monday, May 20, 2024

Melestarikan Budaya Lokal dengan Panggung-panggung di Desa

Budaya membuat perbedaan antara kelompok masyarakat. Jika suatu wilayah kehilangan kebudayaannya, identitas dan ciri khasnya akan hilang.

Menurut Indra Joni, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Natuna, panggung seni tersebut disebut dendang piwang.

Selama sembilan kali, pentas seni ini diadakan pada malam hari di beberapa desa dan dihadiri oleh pelajar dan masyarakat lokal.

Warisan budaya desa masing-masing dikenalkan kepada masyarakat umum dan generasi muda melalui pementasan.

Kerlap kerlip lampu menghiasi panggung pentas seni dendang piwang di setiap desa, salah satunya di Desa Batu Gajah Kecamatan Bunguran Timur.

Para pemain memainkan permainan tradisional betingkah alu selesung dengan penuh perhatian. Beberapa orang menghentakkan alu ke dalam wadah lesung dengan irama yang khas.

Baca juga : Seni Tari Indonesia Meriahkan ‘Melayu Day 2023’ di Thailand

Setiap hentakan alu menggerakkan kaki, pinggul, dan kepala para penonton tanpa mereka sadari. Beberapa dari mereka tetap diam dan menikmati setiap bunyi yang keluar dari hentakan itu.

Wakil Bupati Natuna menyatakan bahwa hampir setiap pertunjukan seni masyarakat di setiap desa memiliki panggung yang penuh.

Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda sangat tersentuh oleh penampilan kesenian dendang piwang karena kehadiran masyarakat dan semangat para penonton.

Penampilan anak-anak SD itu sepertinya menarik perhatian penonton. Selain itu, wabup Rodial Huda sangat terkejut melihatnya.

Pada akhir pementasan, Rodhial menggunakan bait pantun untuk mengajukan pertanyaan tentang berbagai jenis kebudayaan dan nama-nama wilayah di Natuna. Mereka yang memiliki jawaban yang tepat akan diberi hadiah uang tunai.

Related Articles

Latest Articles