18.5 C
New York
Monday, September 9, 2024

Peneliti AS Temukan Metode Mendeteksi Gempa Besar

Alaska, MISTAR.ID

Ilmuwan Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian terkini mendapati metode deteksi atau peringatan gempa besar yang diklaim dapat datang selama berhari-hari atau berbulan-bulan sebelumnya.

Metode peringatan itu lewat identifikasi tektonik tingkat rendah yang sebelumnya pernah terjadi.

Penelitian dipimpin seorang ilmuwan geofisika dan data dari Universitas Alaska Fairbanks, Társilo Girona. Dirinya melaporkan hasil risetnya terkait gaya peringatan gempa yang diterbitkan di Jurnal Nature Communications pada 28 Agustus 2024 lalu. Girona meneliti aktivitas awal letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Baca juga:Gempa 4,9 Magnitudo di Aceh Tengah Tak Berpotensi Tsunami

“Makalah kami menampilkan teknik statistik tingkat lanjut, khususnya pembelajaran mesin, berpeluang mengidentifikasi prekursor gempa bumi berkekuatan besar dengan menganalisis kumpulan data yang berasal dari kejadian gempa bumi,” ucap Girona, dilansir dari Physorg, pada Senin (9/9/24).

Mereka memakai algoritma komputer untuk mendeteksi data aktivitas seismik abnormal. Girona dan tim berfokus pada gempa bumi besar, yaitu gempa bumi Anchorage berkekuatan 7,1 skala Richter tahun 2018 dan gempa bumi Ridgecrest, California tahun 2019 dengan kekuatan 6,4 hingga 7,1.

Tim ilmuwan menemukan sejumlah gempa berkekuatan di bawah magnitudo 1,5 terjadi beberapa bulan sebelum kedua gempa besar tersebut. Frekuensinya sekitar 15% – 25% di daerah Alaska Tengah dan California Selatan.

Juga ditemukan peristiwa sebelum gempa bumi besar sebagian besar terekam oleh aktivitas seismik dengan daya di bawah 1,5.

Baca juga:58 Rumah Rusak Akibat Gempa M 5,5 Gunungkidul

Dari gempa Anchorage, Girona menemukan perkiraan bisa dilakukan dari beberapa hari sampai 3 bulan sebelumnya. Di gempa Ridgecrest, tim memprediksi deteksi bisa dimulai sekitar 40 hari sebelumnya.

Para ahli juga menemukan pemicu aktivitas geologis berskala rendah terjadi efek peningkatan signifikan tekanan fluida pori dalam suatu patahan. Fluida pori ini mengacu pada tekanan fluida di batuan.

“Naiknya tekanan fluida pori pada patahan yang membuat gempa bumi besar mengubah sifat mekanis patahan, hingga gilirannya menyebabkan variasi yang tak merata pada medan tegangan regional,” ungkap peneliti lainnya, Kyriaki Drymoni.

Pembelajaran mesin dianggap mempunyai dampak positif yang besar pada penelitian gempa bumi. Jaringan seismik modern menghasilkan himpunan data yang sangat besar, yang jika dikaji dengan benar bisa menawarkan data berharga tentang prekursor peristiwa seismik.

Baca juga:Indonesia Berisiko Terhadap Gempa, Ini Alasannya

“Di sinilah perkembangan dalam pembelajaran mesin dan komputasi berkinerja tinggi mampu memainkan peran transformatif, memungkinkan ilmuwan untuk mengidentifikasi pola yang bermakna yang bisa menandakan gempa bumi akan datang,” ujar Girona.

Related Articles

Latest Articles