18 C
New York
Friday, September 6, 2024

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Chile, Empat Kali Tinggi Burj Khalifa

Jakarta, MISTAR.ID

Peneliti dari Schmidt Ocean Institute di California baru-baru ini menemukan sebuah gunung bawah laut yang sangat mengesankan di Samudra Pasifik, 1.448 kilometer dari lepas pantai Chile. Gunung ini memiliki tinggi lebih dari 3.000 meter, empat kali lipat dari tinggi Burj Khalifa, gedung pencakar langit di Dubai yang mencapai 830 meter.

Gunung berapi bawah laut ini adalah bagian dari pegunungan bawah laut yang kaya akan kehidupan, termasuk taman spons, karang purba, dan spesies laut langka. Diantaranya adalah cumi-cumi yang berhasil difilmkan untuk pertama kalinya.

Tim ekspedisi Schmidt Ocean Institute menggunakan kapal penelitian R/V Falkor selama 28 hari yang berakhir pada akhir Agustus lalu untuk memetakan gunung bawah laut ini. Mereka menggunakan sistem sonar untuk menggambarkan topografi dasar laut secara rinci.

“Gelombang suara turun dan memantul kembali ke permukaan, dan kami mengukur waktu yang dibutuhkan untuk kembali. Dari situ kami mendapatkan gambaran yang sangat bagus tentang topografi dasar laut,” jelas Jyotika Virmani, direktur eksekutif institut tersebut dilansir, Jumat (6/9/24).

Para ahli oseanografi memperkirakan ada setidaknya 100 ribu gunung laut yang lebih tinggi dari 1.000 meter di seluruh dunia. Gunung-gunung ini memainkan peran penting sebagai habitat bagi berbagai spesies laut.

Baca Juga : Gunung Semeru Berstatus Level II

Gunung bawah laut yang baru ditemukan ini lebih besar dari Gunung Olympus di Yunani, yang tingginya 2.917 meter, dan lebih kecil dari Gunung Fuji di Jepang, yang mencapai 3.776 meter. Dengan ketinggian hampir empat kali lipat dari Burj Khalifa, gunung ini adalah salah satu fitur geologis yang signifikan di dasar laut.

Penemuan Spesies Langka

Selain memetakan gunung bawah laut, tim juga berhasil menangkap rekaman pertama dari cumi-cumi Promachoteuthis hidup. Genus ini sangat langka, dengan hanya tiga spesies yang dideskripsikan berdasarkan beberapa spesimen, sebagian besar dari akhir tahun 1800-an.

Tim juga mendokumentasikan gurita Casper, yang merupakan penampakan pertama spesies ini di Pasifik Selatan, serta dua spesies langka Bathyphysa siphonophores, dikenal sebagai “monster spaghetti terbang.”

Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang topografi dasar laut tetapi juga meningkatkan pemahaman tentang keanekaragaman hayati laut yang masih banyak belum diketahui. (mtr/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles