12.8 C
New York
Sunday, September 8, 2024

Natrium Dehidroasetat Pada Makanan, Spesialis Gizi: Merusak Hati dan Ginjal

Medan, MISTAR.ID

Beberapa waktu lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan kandungan natrium dehidroasetat pada roti Okko.

Menurut Spesialis, dr Eka Febriyanti menuturkan dari berbagai macam penelitian natrium dehidroasetat tidak aman untuk dikonsumsi.

“Ini (natrium dehidroasetat) sebenarnya tidak terdaftar di BPOM sebagai bahan pengawet makanan. Biasanya natrium dehidroasetat sering dipakai untuk pengawet kosmetik,” katanya kepada mistar.id, Sabtu (27/7/24) melalui pesan tulis WhatsApp.

Lebih jelas, jika natrium dehidroasetat dikonsumsi akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: Temukan Zat Kosmetik di Roti Okko, BBPOM Medan: Peredarannya Tidak Sampai Medan

“Kalau dikonsumsi, artinya kan makanan yang mengandung zat tersebut diproses melalui hati dan ginjal. Maka dapat merusak hati dan ginjal,” ucap akademisi Gizi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu.

“Gangguan kesehatan lainnya yakni, iritasi di saluran pencernaan, masalah lambung, kemudian lebih jauhnya, dari kabar berbagai penelitian bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah dan kanker,” lanjut dosen Gizi di Fakultas Kedokteran UMSU tersebut.

dr Eka menegaskan, penggunaan natrium dehidroasetat tidak aman pada makanan.

“Tidak aman. BPOM menyatakan bahwa natrium dehidroasetat itu tidak boleh sebagai bahan tambahan makanan sebagai bentuk pengawet,” tegasnya.

Baca juga:BPOM Perintahkan 30 Hari Penarikan Roti Okko

Menurut alumni Universitas Andalas, kemungkinan berbagai makanan dan minuman ada yang mengandung zat tersebut.

“Kemungkinan selain dari pada roti, makanan dan minuman bisa saja. Tapi harusnya untuk makanan dan minuman itu sudah ada izin edar dari BPOM. Artinya sudah dinilai kandungan pengawet atau bahan tambahan pangan pada makanan tersebut,” tuturnya.

Dokter di klinik spesialis UMSU itu juga menghimbau agar masyarakat lebih selektif dalam memilih makanan kemasan.

“Bisa dilihat terlebih dahulu komposisi makanan kemasan. Lihat bahan pengawetnya apa, lebih bijak membaca komposisi termasuk label pangan yang ada di kemasan,” ujar dr Eka.

“Kita harus meningkatkan pengetahuan juga untuk bahan-bahan makanan atau pengawet yang aman apa saja,” tandas Magister Gizi Klinik Universitas Indonesia. (berry/hm17)

Related Articles

Latest Articles