19.7 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Kerasnya Persaingan Jual Motor Bekas Seiring Hadirnya Marketplace

Medan, MISTAR.ID

Motor bekas menjadi salah satu opsi untuk mendapatkan kendaraan dengan harga lebih murah. Namun, pengusaha yang dulunya melakukan transaksi jual beli motor bekas melalui showroom, kini harus mampu bersaing di era digital.

Penjualan motor bekas di tempat biasa, yang dulunya dikuasai banyak secara offline, sudah lama merambah melalui marketplace maupun platform digital.

Hal itu diungkapkan Andre, anak dari pemilik, sekaligus satu penjual motor bekas di Jalan Sutomo, Medan. Ia mengaku sangat merasakan dampak persaingan melalui platform marketplace.

Baca juga:Harga Koin Rp1.000 Sawit ‘Meroket’ di Marketplace, Ini Kata Pengamat

Orang tua Andre mendirikan usaha tersebut sejak tahun 2003. Seiring perkembangan teknologi digital, mereka merasakan bagaimana kerasnya persaingan serta penurunan penjualan dengan hadirnya marketplace.

“Saat ini persaingan itu banyak dari online, karena banyak marketplace. Jadi, kita yang jualan offline jelas terpengaruh lah,” katanya kepada Mistar, Sabtu (8/6/24).

Mengikuti perkembangan, mereka pula turut memanfaatkan platform media sosial dan  marketplace. “Kami juga sudah mengikuti untuk berjualan secara online seperti Facebook dan OLX,” ungkap Andre.

Ia menuturkan, dengan menggunakan marketplace, penjualan bisa lebih seimbang dengan offline.

“Penjualan motor baik secara langsung ataupun melalui marketplace itu sudah imbang lah. Jika digabungkan rata-rata kita bisa menjual 10-15 motor dalam sebulan,” tuturnya.

Baca juga: Tingkatkan UMKM, DPRD Medan Dorong Pemko Segera Manfaatkan Marketplace Kedan

Lanjutnya, harga yang ditawarkan kepada konsumen mulai dari 8 sampai 15 juta rupiah per unit.

“Kami ada juga motor yang termurah dari Rp3 juta, cuma unitnya tidak banyak dan rata-ratanya kami menjual sesuai pasaran dari 8 sampai 15 juta tergantung tahun dan jenis motornya,” katanya.

Duka yang dirasakan saat membeli motor bekas ini pasti terkadang banyak yang harus diperbaiki.

“Namanya kita membeli motor bekas, ya kan? Sudah kita bayar, ternyata banyak yang harus kita perbaiki, dan ya, itu lah risikonya. Setiap ada motor masuk juga kita selalu cek. Kalau ada yang rusak kita perbaiki dan konsumen tinggal pakai saja,” pungkas Andre. (berry/hm17)

Related Articles

Latest Articles